UAS Ditolak, Mendagri Singapura Ungkap Medsos Presiden dan PM Singapura Diserang Pendukung UAS
Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam menggelar konferensi pers untuk menjelaskan penolakan masuk Ustaz Abdul Somad (UAS) ke negaranya. Dalam kesempatan itu, K Shanmugam menyebut media sosial PM dan Presiden Singapura diserang pendukung UAS.
K Shanmugam menyebutkan mayoritas warga Singapura menolak kedatangan UAS ke negaranya. Pernyataan itu diungkapkan K Shanmugam saat konferensi pers, Senin (23/5), bersama wartawan dan diberitakan di sejumlah media Internasional.
Menurutnya, UAS memiliki pengikut yang cukup besar di Indonesia, di mana Somad adalah sosok yang memecah belah. Setelah Somad memublikasikan penolakannya untuk masuk, para pendukung onlinenya beramai-ramai menyerang akun media sosial (medsos) sejumlah pejabat Negeri Singa.
Mereka mem-spam laman medsosi Presiden Halimah Yacob, Perdana Menteri Lee Hsien Loong, dan beberapa pejabat dan lembaga politik lainnya, dengan meninggalkan tagar seperti #SaveUstadzAbdulSomad.
“Bahasanya, retorikanya, seperti yang Anda lihat, sangat memecah belah, sama sekali tidak dapat diterima di Singapura,” katanya.
“Kerukunan ras, agama, kami menganggap (ini) mendasar bagi masyarakat kami dan sebagian besar warga Singapura menerima itu,” lanjutnya.
Dilansir The Straits Times, Shanmugam menyatakan khutbah Ustaz Abdul Somad memiliki konsekuensi di dunia nyata. Salah satunya menimpa anak berusia 17 tahun.
Dia ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri Singapura pada Januari 2020 lalu, setelah menonton ceramah YouTube Ustaz Abdul Somad tentang bom bunuh diri.
Shanmugam juga mengutip contoh-contoh terbaru dari pernyataan pendukung Ustaz Abdul Somad yang telah diposting online, sejak pengkhotbah ditolak masuk ke Singapura minggu lalu.
Postingan pendukung Ustaz Abdul Somad menurutnya menggambarkan ancaman langsung yang dibuat kepada Singapura.
Shanmugam menegaskan bahwa penolakan terhadap Ustadz Abdul Somad bukan sebab agamanya, melainkan pandangan Ustadz Abdul Somad yang tidak bisa ditolerir di Singapura.
“Mayoritas warga Singapura, semua ras dan agama, mendukung keputusan untuk menolak Somad masuk ke negara. Mereka tahu bahwa di Singapura, semua agama diperlakukan sama, atas dasar yang sama,” kata Shanmugam.
“Somad tidak dipilih untuk agamanya, tetapi pandangannya yang tidak dapat diterima dalam konteks Singapura,” tambah Shanmugam.
Shanmugam berujar, Somad ditolak di perbatasan Singapura, Senin (16/5), atas apa yang Kemendagri Singapura katakan sebagai ajaran ekstremis dan segregasionisnya, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multiras dan multiagama Singapura. (zul/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: