Jokowi Disarankan Tiru SBY Saat Pilpres, Pengamat: Bila Dia Negarawan, Tentu Akan Memilih Netral

Jokowi Disarankan Tiru SBY Saat Pilpres, Pengamat: Bila Dia Negarawan, Tentu Akan Memilih Netral

Presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan bersikap netral seperti yang dilakukan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2014 silam. Saran itu diungkapkan pengamat politik, Jamiluddin Ritonga, Minggu (22/5).

Pernyataan Jokowi saat Rakernas V Projo di Magelang yang menyiratkan dukungan pada Ganjar Pranowo, bagi Jamiludin, bermakna ganda. Selain itu, PDI Perjuangan sebagai partai pendukungnya selama dua periode ini pasti akan terganggu dengan apa yang diutarakan Jokowi.

Menurut Jamiludin, seharusnya Jokowi tidak perlu menyampaikan pernyataan yang bermuatan politik. Apalagi sampai menunjukkan sikap dukungan politik kepada orang yang jelas-jelas belum direstui oleh partai asalnya PDIP.

"Presiden harus mengayomi dan independen bagi semua elemen masyarakat. Hal itu dapat dilakukannya bila ia tidak mendukung salah satu Capres,” kata Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/5).

Mantan Dekan FIKOM IISIP ini menambahkan sikap demikian sudah pernah dilakukan oleh SBY saat jelang Pilpres 2014. Presiden dua periode 2004-2014 itu lebih memilih netral tanpa mendukung Jokowi atau Prabowo Subianto.

"Jokowi akan diuji, apakah ia hanya sosok politisi atau negarawan? Kalau ia politisi, tentu ia akan mendukung salah seorang Capres. Sebaliknya, bila ia negarawan, tentu ia akan memilih netral,” demikian Jamiluddin.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Relawan Pro Jokowi (Projo) jangan tergesa-gesa berbicara politik. Utamanya terhadap calon presiden (capres) di Pemilu 2024 mendatang.

"Urusan politik, ojo kesusu sik. Jangan tergesa-gesa. Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini. Ini mau tergesa-gesa keliatannya," ujar Jokowi pada Pembukaan Rakernas V Projo di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5).

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyinggung berbagai persoalan bangsa, antara lain, persoalan energi, pangan, dan situasi geopolitik dunia. Jokowi meminta semua pihak bekerja keras menyelesaikan persoalan itu.

Karenanya, Jokowi menegaskan, sekali lagi jangan tergesa-gesa bicara urusan politik. Karena masih ada persoalan-persoalan lain. Seperti dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang harus dituntaskan. (rmol/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: