Tablig Akbar UAS di Madura Dihadiri Ribuan Jemaah, Eko Widodo: Mana Para Penjilat, Antek Asing Penyebar Hoaks?

Tablig Akbar UAS di Madura Dihadiri Ribuan Jemaah, Eko Widodo: Mana Para Penjilat, Antek Asing Penyebar Hoaks?

Pelaksanaan tablig akbar Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dihadiri ribuan jemaah membuat pegiat media sosial, Eko Widodo langsung meresponsnya. Eko menungungkapkan kehadiran masyarakat dalam acara ini sebagai isyarat Madura terbuka lebar untuk UAS.

“Lautan manusia tumpah ruah Madura menyambut Tuan Guru UAS,” tulis Eko di akun Twitter pribadinya sembari mengunggah video ceramah UAS di Madura, Jumat (20/5).

Eko kemudian menyindir para penyebar isu penolakan UAS di Madura. Sebelumnya memang tersiar kabar bahwa akan ada aksi unjuk rasa dari kalangan santri yang menolak kehadiran UAS di Madura.

“Ke mana para penjilat, antek asing yang buat narasi hoaks penolakan UAS tidak tampak seekor pun,” ucapnya.

Eko juga menyerukan agar para penyebar berita hoaks tersebut ditangkap. “Tangkap pembuat dan penyebar hoaks maklumat santri, ganyang buzzerp sampah peradaban,” imbuhnya.

Untuk diketahui, sebelumnya tersiar kabar bahwa ada ratusan santri yang mengatasnamakan Gerakan Santri Madura bakal menggelar unjuk rasa menolak kedatangan UAS.

Informasi ini tertulis dalam surat pemberitahuan aksi yang dilayangkan kepada Kapolres Sumenep.

Ditolaknya Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh Pemerintah Singapura tak menjadikan kharismanya di kalangan umat Islam menurun. Buktinya, ceramah UAS di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Jawa Timur, Jumat (20/5) malam dihadiri ribuan warga.

Ribuan jamaah yang hadir dari adalah dari kalangan santri, wali santri dan orang tua santri, serta masyarakat dari sekitar pesantren. Ini menunjukan jika UAS, kendati ditolak negara asing dan dibully buzzerRp, tetap dicintai masyarakat.

Pada kesempatan itu UAS mengatakan bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan paling efektif dalam mendidik dan menjaga anak generasi muda bangsa ini agar tidak terjerumus ke narkotika yang bisa merusak masa bangsa.

"Adik-adik ditempatkan di pesantren ini bukan karena orang tua kalian tidak sayang, akan tetapi justru karena sangat sayang, sehingga adik-adik berada pesantren ini," katanya.

UAS mengatakan, para santri yang berada di pesantren tidak berfikir negatif kepada orang tua mereka yang memilih pesantren sebagai tempat menimba ilmu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: