UAS Ditolak dan Diusir Singapura, Menteri Muhajir Effendi: Sebaiknya Jaga Lidah, Jaga Mulut, Jaga Tangan

UAS Ditolak dan Diusir Singapura, Menteri Muhajir Effendi: Sebaiknya Jaga Lidah, Jaga Mulut, Jaga Tangan

Kasus penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) beserta keluarga dan temannya untuk masuk ke Singapura juga direspons Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi. 

Menurut Muhadjir Effendi, etika dalam hidup bertetangga harus ditekankan baik di lingkungan tempat tinggal maupun antar sesama negara. 

"Pokoknya begini, hidup bertetangga itu tidak hanya dalam arti rumah ke rumah ya. Antarsesama negara itu juga ada etika ada tata cara, saling menghormati," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (19/5).

Dia mengatakan bahwa dalam kehidupan bertetangga, semua orang harus bisa menjaga etika, ucapan yang menyinggung dan perbuatan. "Sebaiknya ya sama dengan bertetangga lah, mulai dari menjaga lidah, menjaga mulut, menjaga tangan, sehingga kita bisa hidup enak," ujarnya.

"Kita bisa bertamu ke tetangga juga enak, tidak perlu diusir, sebaliknya juga begitu, kita menerima tetangga datang juga dengan enak," sambung Muhadjir. 

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA), buka suara terkait penolakan Ustaz Abdul Somad dan keluarga masuk ke Singapura. Kementerian menyebut bahwa UAS ditolak karena kerap menyebarkan ceramah ekstrem. 

"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," tulis Kementerian Singapura, Selasa (17/5) lalu.

Ada beberapa ceramah yang disorot Yakni terkait bolehnya bom bunuh diri. "Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi syahid," katanya. 

Selain itu, UAS juga dianggap berceramah dengan merendahkan agama lain. 

"Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal “jin (roh/setan) kafir”. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir (kafir)," tambah Kementerian. (fin/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: