Pemkab Tegal Siap Tata Kawasan Alun-alun Hanggawana Slawi

Pemkab Tegal Siap Tata Kawasan Alun-alun Hanggawana Slawi

Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal tengah menyiapkan rencana penataan kawasan Alun-alun Hanggawana Slawi tahun ini. 

Pemaparan semi final rencana tersebut oleh konsultan perencana CV Wastu Triade dari Semarang berlangsung di Gedung Dadali, Senin (26/04) siang.

Sebelumnya pemaparan ini, sempat diselenggarakan forum publik untuk mendapatkan masukan dari komponen masyarakat seperti LSM, Dewan Kesenian, Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal, Forum Anak Kota Slawi, dan lainnya pada Selasa (11/1).

Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan, penataan kawasan Alun-alun Hanggawana, ini merupakan bagian dari rencana penataan Kota Slawi sebagai salah satu agenda dari sembilan program unggulan Kabupaten Tegal.

Menurut Umi, penataan atau peremajaan kawasan ini sudah cukup mendesak untuk dilaksanakan seiring bertambahnya jumlah penduduk perkotaan dan meningkatnya standar kualitas hidup masyarakat. 

Kondisi perekonomian yang semakin membaik pascapandemi melahirkan tuntutan permintaan ruang publik sebagai tempat rekreasi keluarga di perkotaan yang lebih aman, nyaman dan terjangkau.

“Dari sini kita merancang arsitektur peremajaan Kota Slawi, salah satunya tahun ini adalah kawasan Alun-alun Hanggawana yang semangatnya adalah revitalisasi urban eksisting untuk meningkatkan fungsinya dalam membangun kehidupan warga yang lebih modern, energik dan membahagiakan dengan tidak meninggalkan akar kebudayaan daerah lewat sentuhan elemen desainnya maupun aktivitas yang menunjang pascapembangunannya nanti. Termasuk budaya bersih, budaya tertib lingkungan dan berusaha,” ujar Umi.

Pada kesempatan ini, Umi juga menggarisbawahi sejumlah elemen desain perencanaan, termasuk tetap mengakomodir aktivitas car free day pascapembangunannya nanti.

Umi menjelesakan, jika konsepnya adalah pelandaian badan alun-alun agar sejajar dengan jalan serta plasa utamanya yang membelah alun-alun, maka aksesnya harus dibatasi hanya untuk pejalan kaki saja.

“Perlu ada bollard atau bola-bola taman untuk mencegah kendaraan bermotor, pengguna scooter dan sepeda serta pedagang kaki lima menyerobot masuk ke zona pedestrian, namun tetap aksesibel bagi penyandang disabilitas. Termasuk di zona pejalan kaki yang di sisi utara kantor pemda,” pesannya.

Umi pun memberikan masukan agar media tanam pada area taman yang rencananya akan memanfaatkan lahan muka sisi utara kantor pemda bisa menggunakan pola gundukan dengan shape atau bentuk potongan yang mengesankan keluwesan, tidak kaku.

“Selain jaringan infrastruktur taman baik itu drainase, kelistrikan, lampu taman, CCTV, air bersih, penyiram bunga otomatis yang tertanam rapi, sarana sanitasi seperti toilet juga harus tersedia cukup untuk mengcover kebutuhan kawasan yang didesain mudah untuk dibersihkan dan tidak berpotensi untuk disalahgunakan,” tegasnya.

Di sini Umi juga menekankan pemilihan elemen material penyusun dan prinsip kesatuan atau unity antarelemennya yang harus benar-benar diperhatikan. 

Dirinya berpesan agar elemen klasik ataupun natural yang ingin ditonjolkan tidak ternodai oleh penggunaan material buatan seperti bunga plastik, pohon plastik, termasuk unsur logam seperti ekspose rangka baja ringan, atap seng atau genteng metal pasir dan sebagainya.

Sumber: