Gara-gara Harga Anjlok, Petani Biarkan Sawitnya Membusuk, Yan Harahap: Nasib, nasib

Gara-gara Harga Anjlok, Petani Biarkan Sawitnya Membusuk, Yan Harahap: Nasib, nasib

Karena harga jual tidak menutup modal panen, para petani memilih membiarkan buah-buah sawitnya membusuk.

Seperti diketahui, larangan ekspor produk CPO, RPO, POME, RBD Palm Olein, dan Used Cooking Oil berlaku mulai kemarin, Kamis (28/4).

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam akun sosial medianya menyebut Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar namun kesulitan mendapatkan minyak goreng.

“Saya tahu negara perlu pajak. Perlu devisa. Tapi memenuhi kebutuhan pokok rakyat adalah prioritas yang lebih penting,” sebutnya, Rabu, (27/4).

Dampak kebijakan larangan ekspor bahan baku dan produk minyak sawit kini mulai dirasakan petani sawit.

Di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, petani terpaksa membiarkan buah membusuk di pohon karena harga jual terjun bebas menjadi Rp950 per kilogram.

Menurut salah satu petani sawit, harga tersebut turun drastis jika dibandingkan dengan sebelumnya pada Maret sampai awal April 2022 yang masih di angka Rp3.230 per kilogram.

Kondisi miris itu mendapat perhatian dari Politikus Partai Demokrat, Yan Harahap.

Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat itu mengatakan, akibat kebijakan Presiden Jokowi itu, kini petani sawit jadi korbannya.
 
“Nasib… nasib… Negara dikelola secara ‘amatiran’, rakyat pula lah yang menjadi ‘korban’,” katanya dikutip di akun Twitternya, Jumat (29/4) seperti dikutip dari Fajar.co.id. (ima/rtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: