Gugur Diserang KKB Papua, Pesan Terakhir Prajurit Marinir Membuat Haru
Gugur saat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua di Kabupaten Nduga, Papua, Jumat (22/4), Praka Marinir Anumerta Dwi Miftachul Achyar ternyata meninggalkan pesan terakhir.
Kakak almarhum, Yanta, mengatakan almarhum adalah sosok yang dikenal warga sebagai orang yang suka berbagi di kampungnya.
"Almarhum sangat dikenal warga desa sebagai pribadi yang baik dan suka berbagi kepada sesama," katanya, Minggu (24/4).
Diungkapkannya, sebelum meninggal dunia, adiknya memberikan pesan dirinya.
Pesan terakhir almarhum adalah menyuruh kakaknya untuk memberikan sedekah kepada orang yang tidak mampu.
Jenazah Dwi Miftachul tiba di kampung halamannya, Lamongan, Jawa Timur, Minggu (24/4) malam.
Jenazah Praka Marinir Anumerta Dwi Miftachul Achyar dimakamkan di Babat, Lamongan pada Minggu malam, usai salat tarawih.
Jenazah Praka Marinir Anumerta Dwi Miftachul Achyar meninggal pada Jumat (22/4), kemudian diberangkatkan dari Lanud Timika menggunakan pesawat TNI AU CN-235 menuju Lanud Mulyono Surabaya, Minggu (24/4).
Pemberangkatan jenazah diawali upacara pelepasan jenazah di aula Kantor Perwakilan Lanal Timika dipimpin Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Setibanya di Surabaya, jenazah langsung diberangkatkan ke Lamongan untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Diketahui, KKB menyerang Pos Satgas Muara Perairan (Mupe) Yonif Marinir-3 di Kalikote, Kabupaten Nduga, Papua pada Jumat (22/4) sore.
Akibat peristiwa tersebut, Pratu Mar Dwi Miftahul Ahyar meninggal dunia, dan seorang lainnya terkena rekoset di bagian bahu yakni Mayor Mar Lilik Cahyanto.
Dikutip dari Fin.co.id, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Herman Taryaman di Jayapura, Sabtu, mengatakan insiden itu baru diketahui Sabtu pagi (23/4) dan korban langsung dievakuasi ke Timika. (ima/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: