Bertemu Tuhan Allah

Bertemu Tuhan Allah

Oleh: Basukiyatno *) 

BERTEMU dengan tuhan Allah adalah puncak kebahagiaan setiap muslim. Pertemuan tersebut diperjuangkan dengan segala kemampuan, pengorbanan seluruh potensi yang dimiliki. Hebatnya, dalam perjuangan tersebut tidak dirasakan capek, mahal dan merugikan.

Hari demi hari dijalani perjuangan tersebut dengan sungguh-sungguh tanpa rasa lelah. Kebahagiaan selalu memancar menghiasi wajahnya ketika melaksanakan perjuangan tersebut. Siang lapar dan dahaga, malam begadang tanpa rasa kantuk. Semua dilakukan dalam konsep ibadah.

Ramadhan memberi penguatan perjuangannya ini semakin hebat. Mereka sedang dalam proses pertemuan, tengah berjalan pada tuhan, sementara tuhan Allah sedang berlari kepadanya. Puncak kebahagiaan sudah berada di hadapannya.

Memang ada sementara muslim yang meragukan pertemuan dengan tuhan Allah. Ya bisa dimaklumi karena keterbatasan pemahaman. Perhatikan firman Allah ‘Sungguh telah lama kerinduan orang-orang yang baik untuk bertemu dengan-Ku (Allah), sedangkan Aku (Allah) lebih merindukan pertemuan dengan mereka’ (hadits qutsi).

Maka kita pahami bahwa tuhan Allah itu telah menunggu kehadiran kita, buktinya Allah lebih merindukan pertemuan dengan orang yang baik-baik. Perjalanan menuju kepada tuhan Allah harus kita sengkutkan (kuatkan). Perjalanan tersebut harus terus dikuatkan, karena tuhan Allah telah menunggu dengan kerinduan.

Tuhan Allah berlipat kali kecepatannya dalam perjalanan pertemuan tersebut. Allah berfirman dalam hadit hudtsi ‘barang siapa mendekati-Ku satu jengkal, niscaya Aku (Allah) mendekatinya satu hasta’ (Hr. Abu Huroiroh).  

Juga diterangkan, barang siapa mendekat pada Allah dengan berjalan, maka Allah akan menjambutnya dengan berlari’. Hal ini harus menjadi cambuk bagi kita untuk secara serius, bersungguh-sungguh dalam perjalanan pertemuan dengan tuhan Allah. 

Ilmu pengetahuan modern telah menemukan Titik Tuhan (God Spot). Para ahli meyakini ada satu titik di otak kita yang sangat berhubungan dengan spiritual atau biasa dikenal dengan God Spot yang membuat seseorang mempunyai pengalaman rohani (Jurnal Internasional Psikologi Agama).  

Tersentuhnya God Spot memberi pengalaman kebahagiaan yang luar biasa, kebahagiaan yang sulit digambarkan (un-limited) pada seseorang. Brick Johnstone, profesor psikologi kesehatan di University of Missouri (2012), mengungkapkan God Spot tidak terisolasi pada satu daerah tertentu di otak.

Spiritual adalah konsep yang jauh lebih dinamis sehingga menggunakan banyak bagian dari otak serta memainkan peranan yang lebih signifikan. Mereka semua bekerjasama untuk memfasilitasi pengalamanan spiritual seseorang.

Hal ini membuktikan bahwa Tuhan merancang manusia dengan sedemikian rupa agar memiliki hubungan dengan pribadi-Nya. Puncak hubungan tersebut pertemuan dirinya dengan tuhan Allah.

Namun seringkali manusia mengingkari kebutuhan yang menfasilitasi pertemuan tersebut, bahkan disibukan dengan hal-hal lain yang justru menyebabkan kekosongan diri dan lupa kepada Tuhan.

Islam telah mengajarkan koneksitas manusia dengan tuhan Allah. Ketika ada yang bertanya di mana tuhan Allah, Alquran menjawab, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. …” (QS.al-Baqarah:186).

Sumber: