40 Hari Perang Rusia-Ukraina Bikin Jerman Jadi Lebih Miskin

Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner mengakui konflik Rusia dengan Ukraina mulai membawa kesulitan bagi negaranya. Pengakuan Lindner itu diungkapkannya saat wawancara dengan tabloid Bild yang diterbitkan, Minggu (3/4).
Menurut Lindner, Jerman sudah membayar harga untuk kampanye militer Rusia di Ukraina. "Perang Ukraina membuat kita semua lebih miskin, misalnya, karena kita harus membayar lebih untuk energi impor," kata Lindner.
"Pemerintah tidak dapat mengimbangi kerugian ini,” lanjutnya.
Diakui Lindner, keadaan ekonomi nasional saat ini telah membawa kekhawatiran serius baginya, mengutip pertumbuhan yang lesu dan kenaikan harga.
Namun demikian, Lindner meyakinkan bahwa pemerintah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menghindari ancaman yang disebut stagflasi - periode ketika inflasi dan konstraksi terjadi secara bersamaan, yang timbul dari pertumbuhan ekonomi yang lambat.
"Di antara langkah-langkah yang diambil Berlin adalah bantuan untuk kelas menengah, dukungan untuk lapisan masyarakat yang rentan secara ekonomi dan bisnis yang berisiko," kata Lindner.
Pejabat Jerman menunjukkan, bagaimanapun, bahwa karena sumber daya keuangan negara terbatas, semua program ini dimaksudkan untuk sementara.
"Dalam jangka panjang, Jerman harus meletakkan fondasi kemakmuran baru,” Lindner memperingatkan, menambahkan bahwa penekanan khusus harus ditempatkan pada aspek sosial dan ekologi.
"Tidak ada orang Jerman yang akan membeku pada musim dingin mendatang, karena Berlin membangun cadangan dan memanfaatkan sumber pasokan alternatif," janji Lindner.
Terlepas dari kesengsaraan ekonomi dan pengeluaran besar-besaran yang direncanakan dalam anggaran Jerman, Lindner juga berjanji tidak akan ada kenaikan pajak di negaranya tahun ini.
Bahkan, menurutnya, beberapa pajak bahkan akan dipotong, agar tidak merusak pemulihan ekonomi. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: