Putin Diduga Minta Bantuan Militer Korea Utara, 39 Hari Perang Moskow Mulai Tak Percaya Diri

Setelah 39 hari invasinya ke Ukraina, Rusia tampaknya mulai tidak percaya diri dengan kemampuan militernya. Konon, Moskow mulai berusaha mencari tambahan kekuatan dari negara lain, termasuk Korea Utara.
Klaim itu diungkapkan penasihat pertahanan dan keamanan pemerintah Ukraina, Oleksandr Danylyuk saat wawancara dengan Newsmax, Sabtu (2/4).
"(Presiden Vladimir) Putin tidak yakin dengan kemampuannya untuk memenangkan perang ini, dan salah satu alasannya adalah karena tentara Rusia benar-benar kehilangan semangat setelah bulan pertama perang di mana mereka dipukuli oleh tentara Ukraina," ujar Danylyuk.
Danylyuk mengatakan setelah menyadari kelemahannya, Putin juga mengambil para pejuang di negara lain, termasuk Suriah untuk membantu pertempuran di Ukraina.
"Mereka menyadari bahwa itu mungkin konflik terburuk yang pernah mereka alami dalam sejarah sejak akhir Perang Dunia 2," ucapnya.
Di samping itu, ia juga mengungkap, intelijen Rusia telah menyadap komunikasi antara salah satu penasihat terdekat Putin, Aleksandr Dugin, dengan pejabat Korea Utara.
"Mereka ingin Korea Utara berpartisipasi dalam perang," kata Danylyuk.
Danylyuk menilai, permintaan Putin tersebut menunjukkan betapa berbahayanya ia, bukan hanya bagi Ukraina namun juga dunia.
"Itulah mengapa kita harus memikirkan cara yang paling aman untuk menggantikan Putin karena jelas tidak ada cara untuk hidup berdampingan dengan rezim ini lagi," sambungnya.
Lebih lanjut, ia berpandangan, situasi di Ukraina saat ini tidak akan terjadi jika Amerika Serikat (AS) melanjutkan latihan militer di Ukraina dan memasok senjata ke sana.
Untuk itu, Danylyuk mendorong agar AS segera memenuhi janji mengirim persenjataan bagi Ukraina, termasuk bantuan tambahan 500 juta dolar AS yang sudah disampaikan oleh Presiden Joe Biden. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: