Pantau Hilal di 101 Lokasi, Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan Beda dengan Muhammadiyah

Sesuai prediksi awal, pemerintah menentukan awal Ramadan pada hari Minggu (3/4) atau berbeda dengan Muhammadiyah yang mulai puasa besok, Sabtu (2/4).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan dari 101 lokasi pemantauan hilal, mayoritas mengatakan tidak melihat.
Penetapan ini merupakan hasil dari sidang isbat yang diadakan pada Jumat (1/4) di Kantor Kemenag, Jakarta.
Yaqut mengakui ada beberapa lokasi yang melihat hilal. Namun, posisi hilal saat itu masih di bawah 3 derajat.
“Sidang Isbat memutuskan awal Ramadan jatuh pada Ahad 1 April 2022,” kata Yaqut Cholil Qoumas.
Di lain hal, Muhammadiyah akan mulai berpuasa pada besok, Sabtu (2/4).
Pemerintah menetapkan tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada hari Minggu 3 April 2022 Masehi.
Hal itu lantaran posisi hilal secara umum di Indonesia masih berada pada ketinggian 2 derajat alias belum memenuhi kriteria yang ditetapkan Kementerian Agama (Kemenag) yakni 3 derajat.
Peneliti Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin dalam "pemaparan posisi hilal" di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, pada Jumat (1/4) mengatakan, kalau digambarkan, posisi hilal itu kira-kira di bawah 6,4.
"Tingginya hanya sekitar 2 derajat lebih, kemudian elongasinya hanya sekitar 3 derajat," ujar Thomas.
"Jadi tidak mungkin hilal yang sangat tipis itu mengalahkan cahaya syafak apalagi terlalu dekat dengan matahari," imbuhnya.
Thomas menambahkan, berdasarkan perhitungan astronomi ternyata tinggi bulan di wilayah Jakarta itu hanya 1 derajat 42 menit atau kurang dari 2 derajat. Hasil itu, kata dia, masih belum memenuhi kriteria.
Atas dasar itu, Thomas meyakini bahwa peta hilal Ramadhan 1443 Hijriyah masih berada pada ketinggian 2 derajat. Hanya wilayah Sumatera dan sebagian Jawa yang sudah mencapai 2 derajat.
"Jadi kalaupun menggunakan kriteria lama, ini hanya sekitar wilayah Jawa dan Sumatera. Tetapi sekarang menggunakan kriteria tinggi minimal 3 derajat. Jadi belum memenuhi kriteria," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: