Kota Mariupol Dikepung Tentara Rusia, Ukraina Ogah Menyerah dan Letakkan Senjata
![Kota Mariupol Dikepung Tentara Rusia, Ukraina Ogah Menyerah dan Letakkan Senjata](https://radartegal.disway.id/ll/2203/7edf.98g.jpg)
Ukraina tak akan menyerahkan Kota Mariupol, meskipun sudah dikepung tentara Rusia, Senin (21/3). Padahal, Rusia telah meminta pasukan Ukraina di Kota Mariupol itu untuk meletakkan senjatanya.
Meski begitu, Ukraina menolak menyerah. Permintaan itu sebagai syarat mengungsikan penduduk lewat koridor kemanusiaan yang akan dibuka mulai, Senin (21/3), pukul 07.00 GMT (14.00 WIB).
Diketahui pengepungan telah memicu krisis kemanusiaan, karena penduduk kota tersebut menghadapi kelangkaan makanan, air dan listrik. Meski demikian, pemerintah Ukraina menolak permintaan Rusia itu.
"Tak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk seperti dikutip portal berita Ukrainska Pravda.
"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang hal ini," katanya.
Vereshchuk mengatakan lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada Minggu, separuh lebih di antaranya dari Mariupol.
"Pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke kota itu pada Senin untuk evakuasi lanjutan," katanya dilansir Antara.
Mariupol telah mengalami pengeboman besar-besaran sejak invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari. Banyak warga di kota berpenduduk 400 ribu jiwa itu terjebak ketika kawasan tempat tinggal mereka dipenuhi pertempuran.
Dewan kota Mariupol mengatakan di Telegram bahwa beberapa ribu penduduk telah "dideportasi" oleh Rusia sepanjang pekan lalu. Kantor berita Rusia mengatakan bus-bus mengangkut ratusan pengungsi dari Mariupol ke Rusia dalam beberapa hari terakhir.
Menduduki Mariupol akan membantu pasukan Rusia menguasai jalur darat ke Krimea, semenanjung yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014.
Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan selama konflik berlangsung untuk menyediakan koridor kemanusiaan guna mengevakuasi warga sipil, namun kedua pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan. (fin/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: