Sebelum Murtad, Pendeta Saifuddin Ibrahim Ternyata Dikenal Kader yang Manis dan Penurut

Sebelum Murtad, Pendeta Saifuddin Ibrahim Ternyata Dikenal Kader yang  Manis dan Penurut

Nasib orang tidak ada yang tahu. Semasa muda dikenal sebagai kader yang manis dan penurut, siapa sangka jika kini Saifuddin Ibrahim menjadi sosok kontroversial karena berani meminta hapus 300 ayat Alquran.

Masa muda pendeta itu diungkap rekan sesama santrinya Ustaz Budi Nurastowo Bintriman dalam tulisannya di Surya Mentari Boyolali.

"Jika dilihat dari tampilan pakaiannya, Saifudin Ibrahim mungkin bukan berasal dari keluarga berada," ungkap sang ustaz.

Dia menebak Saifuddin Ibrahim kemungkinan berasal dari keluarga miskin, sama seperti dirinya. 

"Ini memang keadaan kebanyakan mahasantri Pondok Hajah Nuriyah Shabran – UMS," tulisnya.

Oleh karena itu, hampir semua mahasantri merasa sangat beruntung dan bersyukur atas program perkaderan tingkat mahasiswa gratis ini, bagi yang tak mampu. 

Ekspresi rasa syukur mereka beragam, tentu sesuai kepribadian masing-masing. 

"Nah, mungkin ceria dan riang itulah cara Saifudin Ibrahim mensyukuri nikmat kuliah S1 dan hidup yang relatif terjamin," ceritanya.

Meski Saifudin Ibrahim banyak mempunyai sisi baik, tetapi ada satu catatan penting yang membuat penulis tidak simpatik kepadanya. 

"Tapi ini tentu sangat subyektif sifatnya. Ia penyayang kucing. Tapi kucing yang ia sayangi pasti dikebirinya," lanjut dia.

Maka kucing-kucing kesayangannya jadi gemuk, gembul, besar, berbulu indah, sangat jinak, rumahan, tetapi jadi kucing penakut. Sedang proses pengebirian kucing itu dilakukannya saat kucing masih sangat kecil. Aduh, tega sekali Saifudin Ibrahim ini!
 
"Karena alasan itulah, mungkin aku menjadi adik tingkat satu-satunya yang tak respect kepada Saifudin Ibrahim. Hingga kini masih terngiang suara jeritan kucing kecil ditelingaku, saat dikebiri secara sadis olehnya. Kebetulan aku ini berasal dari keluarga penyuka dan penyayang kucing," imbuhnya.

Secara keseluruhan, Saifudin Ibrahim selama jadi mahasantri adalah kader yang manis dan penurut. 

Terbukti saat pernikahannya, para petinggi Pondok Hajah Nuriyah Shabran – UMS hadir ke Jeporo. Bahkan penceramah nasehat perkawinannya adalah pucuk pimpinan Pondok Hajah Nuriyah Shabran – UMS. Luar biasa bukan? (ima/rtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: