Antre Minyak Goreng di Tegal Bikin Puyeng, Pedagang Gorengan: Seperti Nyari Emas, Padahal Beli

Antre Minyak Goreng di Tegal Bikin Puyeng, Pedagang Gorengan: Seperti Nyari Emas, Padahal Beli

Kelangkaan minyak goreng (migor)di sejumlah wilayah Tegal Raya, mulai membuat pusing pedagang gorengan di Kota Tegal. Mereka bahkan mengeluhkan sulitnya mendapatkan migor ibarat mencari emas. 

Salah seorang pedagang gorengan, Wiwit (35) mengatakan, sudah semingguan ini migor sangat sulit dibeli. Dirinya harus mengantre panjang untuk mendapat dua liter migor. 

"Pusing, cari minyak kayak cari emas. Harus antre cukup panjang. Eh, pas giliran sudah sampai, malah habis," katanya. 

Menurut Wiwit, di pasaran memang ada 2 jenis minyak goreng yang biasa dijual. Pertama, yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp14 ribu per liter dan yang non subsidi yang harganya sedikit agak mahal. 

"Tapi yang subsidi ini, barangnya cukup susah. Saya tidak tahu kenapa," ujarnya. 

Kepada Pemerintah, Wiwit berharap, agar segera mengatasi kelangkaan minyak dan harganya tidak mahal. Namun, kalau memang sedikit mahal tak jadi persoalan yang penting stoknya selalu tersedia. 

"Saya berharap tidak ada kelangkaan. Sedikit mahal tidak apa-apa yang penting ada. Karena saya setiap hari biasa menggunakan 10 liter minyak goreng kemasan,"tandasnya. 

Terpisah, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Yudi Arianto mengakui kondisi kelangkaan minyak bukan hanya terjadi di Kota Tegal tetapi hampir disemua wilayah. Menurutnya, saat ini dari 14 pasar yang ada, 11 diantaranya yang menjual minyak goreng. 

"Dari 14 pasar yang jual minyak sebanyak 11 pasar. Sedangkan kuota untuk pasar itu saat ini sebanyak 5 ton," jelasnya. 

Menurut Yudi, saat ini pihaknya akan berkoordinasi dengan bidang perdagangan untuk menentukan tekhnis pendistribusiannya. Selain itu, dirinya juga telah mensosialisasikan kepada Kepala pasar untuk bisa mengendalikan kelangkaan itu. (muj/zul)

Sumber: