Banjir di Brebes Selatan, Bupati Idza: Hulu Gunung Slamet Harus Jadi Hutan Lindung

Banjir di Brebes Selatan, Bupati Idza: Hulu Gunung Slamet Harus Jadi Hutan Lindung

Beberapa hari yang lalu, musibah banjir bandang terjadi di wilayah Brebes selatan tepatnya di Kecamatan Bumiayu. Karenanya, musibah banjir tersebut menjadi keprihatinan yang mendalam bagi warga Kabupaten Brebes. 

Karena sangat tidak biasa, daerah pegunungan bisa dilanda banjir bandang. 

Debit air yang terlalu deras membawa material batu dan pasir serta lumpur, mengindikasikan kuatnya kerusakan hutan. Terutama di hulu wilayah Kecamatan Sirampog. 

“Satu-satunya jalan, pegunungan wilayah hulu Sirampog dan sekitarnya harus dijadikan hutan lindung,” ungkap Bupati Brebes Idza Priyanti. 

Banjir yang melanda Desa Dukuhturi, Kalierang dan Penggarutan Kecamatan Bumiayu meski tidak memakan korban jiwa, tetapi membuat 10 rumah rusak berat dan 3 rumah hanyut terbawa arus. 

Untuk itu, Idza berharap adanya upaya konkret dengan menjadikan kawasan dataran tinggi menjadi hutan lindung. 

Di dalamnya ada pohon-pohon besar yang bisa menyimpan air, tidak langsung menggelontor ke bawah maka harus ditanam kembali pepohonan. 

Menjadikan hutan lindung yang didukung pemerintah pusat adalah keniscayaan yang harus dilakukan kembali dengan komitmen dan kolabarasi dari berbagai unsur. 

Kepada warga yang rumahnya tergerus kalau mau pindah, pemkab menyediakan lahan di Maribaya, dan akan dibuatkan rumah unggul sistem panel Instan (ruspin). 

Idza juga mengimbau kepada warga di sekitar sungai bila bersih-bersih rumah, harus bergeser terlebih dahulu bila datang banjir susulan. 

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Agus Ashari mengatakan, untuk penanganan banjir di Bumiayu, ada dua hal. 

Pertama penanganan tebing kali keruh, yang sudah dianggarkan sebesar Rp3 miliar, dan sedang proses lelang. Kedua, untuk di Desa Kalinusu, perbaikan tebing sungai juga sudah dianggarkan Rp1 miliar. 

Kepala BPBD Brebes Nushy Mansyur mengungkapkan, dalam penanganan awal, pihaknya telah mengutamakan sisi kemanusiaan yakni evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar korban banjir seperti penyediaan konsumsi yakni beras, mie, pakaian, tikar di tiga tempat pengungsian. 

Untuk penanganan darurat, BPBD juga telah mengasesment, untuk mengusulkan 13 rumah yang rusak ke pemerintah provinsi maupun pusat. 

Sumber: