Aktivis Non-muslim Bela Suara Azan, Nicho Silalahi: Tolonglah Kau Turunin Volume Gonggongan Anjing

Hebohnya pernyataan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas soal suara toa masjid dan musala, ikut dikomentari aktivis, Nicho Silalahi. Dia yang notabene non-muslim ikut merespon pernyataan Menag yang memicu perdebatan luas itu.
Pernyataan Menag Yaqut Cholil membuat Nicho Silalahi heran. Apalagi dengan analogi Menag Yaqut antara suara azan dengan gonggongan anjing.
Sebab gonggongan anjing tidak bisa diatur. "Jika kau menggunakan analogi anjing maka tolonglah kau turunin volume suara gonggongan anjing," ujar Nicho Silalahi seperti yang dikutip dari akun twitter-nya, Jumat (25/2).
BACA JUGA: UAS: Kumpulkan se-Indonesia ini, yang Terganggu Mendengar Azan Diadakan Ruqyah Massal
Karenanya, Nicho menyarankan, Menag Yaqut agar tidak membuat statemen yang memicu kemarahan ummat Islam.
"Asal kau tahu bahwa hanya setan yang terganggu mendengar suara Azan dan lantunan ayat suci. Gue cuma ingatkan jangan pancing kemarahan umat Islam agar bangsa ini terhindar dari konflik," ungkapnya.
Lebih lanjut Nicho Silalahi menilai, Menag Yaqut selama menjabat sebagai Menteri Agama, hanya bisa memainkan isu Radikal dan intoleran. Yang terbaru soal pengeras suara di Masjid.
"Dari mulai isu Radikal Radikul dilanjutkan dengan isu terorisme hingga sekarang suara Toa Masjid pun mereka permasalahkan," katanya.
BACA JUGA: Haram Menag Yaqut Menginjak Tanah Minangkabau, Ketua Adat Minangkabau: Ini Islam Sejati
Nicho lantas menanyakan sikap Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang merupakan ulama terpandang di Indonesia. "Padahal Wapresnya seorang ulama yang sangat dihormati umat Islam, tapi kenapa justru agama Islam terus diobok-obok dan terkesan menciptakan Islam Phobia?" katanya.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas akhirnya memberikan klarifikasi usai heboh ‘azan dan gonggongan anjing’. Gus Yaqut (panggilan akrab Menag) hanya tidak ingin umat Islam sewenang-wenang kepada umat beragama lainnya.
Menag Yaqut menjelaskan pernyataannya itu dimaksudkan agar suara adzan yang dikumandangkan melalui toa atau pengeras suara, tidak mengganggu masyarakat yang bukan beragama Islam.
BACA JUGA: Sindir Menag Yaqut, Komedian Papa Zidan: Mungkin Waktu Lahir Nggak Diazanin, Tapi Digonggongin!
“Saya hanya berusaha sekuat saya, menahan agar agama tidak menjadikan manusia sewenang-wenang terhadap manusia lain, mentang-mentang besar, banyak, kuat,” ujar dia, Kamis (24/2) malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: