Tol Al Haka

Tol Al Haka

Oleh: Dahlan Iskan

POKOKNYA salut deh: ada jalan tol dari Lampung ke Palembang.

Ternyata jarak itu begitu dekatnya: hanya 330 Km. Saya pernah beberapa kali jalan darat dari Bakauheni ke Palembang. Lewat jalan lama. Rasanya seperti 3.000 Km.

Feri dari Merak itu merapat di Bakauheni tepat waktu: hari sudah gelap. Saya tidak bisa menikmati indahnya Bakauheni –padahal sudah lupa betapa indah di masa lalu. "Di sini segera dibangun pusat rekreasi. Namanya: Krakatau Park," ujar general manager ASDP Bakauheni. "Di situ itu," tambahnya sambil menunjukkan jari ke arah gelap.

Saya tidak bertanya siapa yang membangunnya. Keterangan awal yang saya dapatkan: "akan ada Jatim Park di situ". Itu cukup. Dugaan saya: yang membangun Krakatau Park adalah Jatim Park –pemilik Jatim Park 1, Jatim Park 2, dan Jatim Park 3 (di kota wisata Batu) dan Wisata Bahari Lamongan.

Itu dulu.

Bisa jadi Krakatau Park itu akan menjadi Jatim Park ke 7.

Jatim Park telah jadi lambang sukses bisnis tempat rekreasi.

Dengan demikian Bakauheni bukan lagi hanya hutan bakau yang rimbun –heni dalam bahasa Lampung berarti rimbun. Atau gemuk. Karena itu konon tidak ada gadis Lampung bernama Heni.

"Yeeeiiiiii....," seru saya dalam hati. Artinya, saya begitu senang bisa merasakan sendiri berada di jalan tol ini. Itulah jalan tol yang sudah begitu lama diimpikan orang Lampung. Baru kesampaian tahun lalu. Anda sudah tahu siapa yang membangun.

Memang kendaraan belum bisa melaju cepat. Begitu banyak perbaikan jalan di jalur kiri. Rasanya seperti lebih banyak yang sedang diperbaiki daripada yang tidak. Tapi silakan saja. Itu tidak sampai mengurangi gejolak gembira di dada.

Malam itu saya istirahat di Bandar Lampung. Sudah 14 jam saya di atas kendaraan –termasuk 1,5 jam di laut. Harus makan dulu. Saya minta dibawa ke makanan yang segar. Yang ada kuah panasnya: untuk mengurangi penat.

Saya pun dibawa ke restoran pindang. Pindang ikan ala Lampung: Pindang Sehat. Saya tertarik dengan moto restoran ini: satu-satunya restoran yang bergaransi di Indonesia. Tertulis di situ: tidak cocok tidak usah bayar.

Masih ada keistimewaan satu lagi: tidak cocok boleh minta ganti makanan, tidak akan ditanya mengapa minta ganti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: