33 Warga Kota Tegal Diserang Kusta, Wali Kota Tegal: Tolong Jangan Dijauhi dan Ditakuti

33 Warga Kota Tegal Diserang Kusta, Wali Kota Tegal: Tolong Jangan Dijauhi dan Ditakuti

Pemkot Tegal terus berupaya mengeliminasi penyakit kusta di 2027 mendatang. Karenanya, dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk deteksi dini penyakitnya. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, dr. Sri Primawati Indraswari mengatakan Indonesia masih menduduki peringkat ketiga dalam penyakit kusta, setelah India dan Brasil.

Sedangkan provinsi yang paling banyak penderitanya yakni di Papua dan Sulawesi. 

"Namun, di pulau Jawa juga terdapat daerah kantong yang masih memiliki jumlah penderita kusta cukup banyak, termasuk di Provinsi Jawa Tengah," katanya. 

Prima menyebut di Kota Tegal jumlah penderita kusta ada 33 orang, 15 di antaranya sudah menjalani terapi dan sembuh. Sementara 18 lainnya masih menjalani terapi.

Namun, untuk angka kecacatannya masih di atas 5 persen. "Angka kecacatan lebih dari 5 persen mengindikasikan penderita ditemukan dalam posisi yang sudah parah," ujarnya. 

Karenanya, dia mengingatkan kepada semua pihak agar lebih menggiatkan deteksi dini agar supaya pengobatan untuk penderita kusta bisa dilakukan sedini mungkin dan angka kecatatan bisa di minimalisir.

Untuk itu, tidak bisa berjalan sendiri, butuh bantuan pihak-pihak terkait dalam mendeteksi dini penderita kusta. 

“Mari kita bersama-sama lebih menggiatkan diteksi dini supaya pengobatan untuk penderita kusta lebih dini dan angka kecacatannya bisa diminimalisir,” tuturnya. 

Menurut Prima, Kota Tegal terus mengupayakan untuk mengeliminasi kusta di tahun 2027. Yakni, dengan prevalensi kusta kurang dari 1/10.000 penduduk dan angka kecacatanya kurang dari 5 persen. 

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan dirinya menyayangkan masih adanya stigma negatif terhadap penderita penyakit kusta. Mereka yang terkena kusta, seringkali dijauhi dan dikucilkan dari masyarakat, karena khawatir tertular. 

“Sayangnya stigma itu masih ada di masyarakat kita sekarang di jaman pengobatan sudah sangat maju. Padahal penularan penyakit kusta tidak semudah yang di stigmakan oleh masyarakat,” ujarnya. 

Menurut Dedy Yon, memperingati hari kusta sedunia setiap tahun, tujuannya untuk menghilangkan stigma buruk para penderita kusta. Tidak hanya dengan berdekatan atau bersalaman dengan penderita kusta lalu pasti akan ikut tertular. 

"Para penderita ini tidak seharusnya dijauhi dan ditakuti. Mereka membutuhkan bantuan, perhatian dan dukungan untuk bisa kembali sehat dan bisa kembali berkegiatan di masyarakat," tandasnya. 

Sumber: