Cuci Kepiting Tangkapannya, Pemuda Tewas Ditelan Buaya Sepanjang Empat Meter
Demianus Tauda (30), seorang pemuda asal Distrik Mimika Jauh, Kabupaten Mimika, Papua, tewas usai diterkam buaya di Kampung Ayuka tak jauh dari tempat tinggalnya, Kamis (20/1) lalu.
Korban tewas mengenaskan dengan tubuh tercabik–cabik buaya sepanjang sekitar 4 meter. Sejumlah potongan tubuh korban, akhirnya dimuntahkan buaya setelah mati ditombak warga.
Peristiwa memilukan ini membuat geger warga di Timika, karena kejadian seperti ini sangat jarang terjadi. Foto dan video korban pun viral dan banyak beredar di media social.
Dari laporan Polda Papua, Kamis (20/1) lalu, Demianus Tauta sedang mencari kepiting karaka, dan ingin mencuci hasil tangkapannya di pinggir Sungai Kampung Ayuka. Saat mencuci tiba-tiba muncul seekor buaya dari dalam air dan langsung menerkamnya serta menyeret korban ke dalam air.
Kejadian tak terduga itu disaksikan Stevanus Nimaipo (45) dan Alberth Taute. Keduanya kaget dan berusaha mencari serta memberitahu warga, namun korban gagal ditemukan.
Rekan korban yang ikut mencari kepiting karaka pun membenarkan kronologi yang dialami korban. Esok harinya, Jumat (21/1), sekira pukul 07.10 WIT, Kantor SAR Timika menerima informasi kejadian tersebut.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika, George LM Randang mengatakan keluarga korban beserta masyarakat sekitar sudah berusaha melakukan pencarian. Namun hingga, Jumat (21/1) malam, pencarian korban belum juga membuahkan hasil.
SAR Timika pun akhirnya memberangkatkan tim SAR gabungan menggunakan lima unit perahu karet bermesin 15 PK untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian. Tim SAR terdiri dari TNI-Polri, Basarnas, dan masyarakat.
Setelah enam jam pencarian, atau sekira pukul 15.00 WIT terlihat seekor buaya di sekitar tempat kejadian. Bersama warga, tim SAR gabungan kemudian melakukan pengejaran dan menombak serta memanah buaya yang dicurigai sebagai pemangsa korban.
Benar saja, saat buaya tertikam tombak dan panah, buaya tersebut langsung memuntahkan potongan–potongan tubuh korban yang telah dimakannya. Oleh warga potongan-potongan tubuh itu ditangkapi dan membawa buaya ke rumah orang tua korban.
“Korban saat ditemukan masih berada di mulut buaya, sehingga masyarakat harus membunuh buayanya agar bisa diambil jenazahnya. Setelah korban berhasil diambil, langsung dievakuasi ke rumah duka, sekaligus buaya pemangsanya,” terang George
Di rumah duka, keluarga korban dan masyarakat membuat ritual, dilanjutkan pembelahan perut buaya. Ini dilakukan untuk memastikan apakah masih ada potongan tubuh korban di dalamnya.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati aat beraktivitas di sekitar sungai. (ade/fia/cepos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: