Alasan Pemerintah Hapus Premium Mengada-ada, DPR: Realisasi Premium 2021 Paling Rendah

Alasan Pemerintah Hapus Premium Mengada-ada, DPR: Realisasi Premium 2021 Paling Rendah

Anggota Komisi VII, Diah Nurwita Sari mempertanyakan alasan pemerintah menghapus BBM jenis premium. Menurutnya, berdasarkan data dari pemerintah, realisasi konsumsi premium sepanjang 206 hingga 2021 sangat flukuatif.

Bahkan, pemerintah klaim realisasi premium pada 2021 berada pada titik terendah yaitu 34 peren. Diungkapkan Diah, data ini sangat menggelitik, karena ada kekhawatiran jika dara tersebut dijadikan alasan untuk menghilangkan premium.

"Dianggap bahwa masyarakat seolah-olah tidak membutuhkan lagi premium," kata Diah dilansir laman resmi DPR, Kamis (20/1).

Padahal, menurut Diah, para pelaku usaha kecil menengah seperti tukang ojek, sebagian membutuhkan premium termasuk angutan umum.

"Justru yang dikeluhkan adalah ketidakadaan premium, jadi angka kecil ini turunnya premium yang sampai 34 persen ini memang menjadi tanda tanya," katanya.

Selanjutnya, jika premium dipasok tidak merata atau terlambat akhirnya secara terpaksa masyarakat beralih dari premium ke pertalite. Dengan kondisi itu, ia juga mempertanyakan Pertamini yang mulai tidak menjual premium.

Bahkan di banyak tempat juga menjual dengan BBM jenis Pertamax atau Pertalite atau atau pertalite. Padahal yang paling ingin diakses oleh masyarakat kebanyakan ini masih menggunakan premium.

"Saya kira masih terlalu jauh untuk kita berbicara tentang pengurangan emisi karbon, karena dianggap premium tidak ramah lingkungan,” tambahnya.

Jika bangsa ini ingin menuju ramah lingkungan, Diah klaim dalam aspek-aspek yang lain masih bisa juga mengurangi emisi karbon dalam usaha-usaha yang lain.

Tetapi, kalau terkait dengan bahan bakar minyak, BBM jenis premium, menurut Diah, masih menjadi kebutuhan yang sangat besar di tengah masyarakat. “Saya kira ini perlu dikaji betul mengenai alasan turunnya angka realisasi ini,” tutupnya.

Diketahui, Kementerian ESDM akan memberikan kompensasi atas penjualan bahan bakar minyak jenis pertalite yang diproduksi PT Pertamina (Persero) seiring dengan terhapusnya premium di masa mendatang.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan BBM premium secara natural akan menghilang, diganti dengan BBM yang lebih ramah lingkungan.

“Premium itu secara natural akan habis, kemudian pertalite akan muncul," jelasnya, Rabu (19/1). (khf/zul)

Sumber: