Bikin Heboh Karena Hina Arab, Habib Kribo Ternyata Dikenal Dermawan

Bikin Heboh Karena Hina Arab, Habib Kribo Ternyata Dikenal Dermawan

Di balik gaya bicara kasar dan penampilan garangnya ketika bicara tentang intoleransi depan kamera, Habib Bakar menyatakan ada desir kelembutan hati dan belur derita besar yang mengiringi setiap detak jantung Habib Kribo yang bernama asli Zen Assegaf.

“Zen Assegaf adalah satu dari beberapa yang amat berjasa kepada saya sejak pulang ke Tanah Air dan punya saham dalam kehidupan saya sejak menginjakkan kaki di Cililitan Kecil sekitar 20 tahun silam. Saya takkan mampu menebus kedermawanan pria yang dikenal pemberani ini,” ungkap Habib Bakar.

Zen Assegaf alias Habib Kribo alias Zen Kribo belakangan mencuri atensi publik. Gayanya yang ceplas-ceplos menyuarakan toleransi umat beragama, moderasi, hingga anti khilafah membuatnya makin populer.

Salah satu pernyataan kontroversialnya saat ia menyebut bangsa Arab tidak akan punya kehormatan jika tak ada ka’bah di sana. Dalam video itu, dia menyebut Arab tidak memiliki budaya.

Lantas siapa sebenarnya Habib Kribo ini?

Ini adalah sisi lain dari kehidupan Habib Kribo. Kesaksian itu diutarakan Habib Bakar Smith dalam sebuah utas di laman Twitter pribadinya @BakarSmith, Rabu (19/1).

Banyak yang hanya menilai orang dari outlook dan kesantunan yang dikemas demi pencitraan.

Dikutip dari Fajar, saat menjalani profesi akuntan di beberapa perusahaan asing dan sukses dalam karir di usia muda, rumah Zen Assegaf menjadi hotel bintang 5 gratis bagi siapapun dari luar Jakarta yang singgah dan bermalam.

Bahkan tak jarang menjadi tamu lebih dari sebulan tanpa perubahan dalam kualitas pelayanan dan kehangatan.

Beberapa tokoh dan mubalig yang datang dari luar Jakarta menjadi pelanggan rutin rumahya yang terbilang nyaman dan di ujung gang buntu dataran tinggi kampung Cililitan yang berbatas sungai Ciliwung.

Tidak heran tupai dan musang masih bebas beraktivitas di semak dedaunan lebat aneka pohon di sekitarnya. Meski harus kerja meninggalkan rumah, para tamu dipersilakan menikmati setengah bagian rumah yang dikhususkan untuk mereka.

Isterinya tak bosan memadati meja tamu dengan aneka menu kue dan minuman. Usai pulang kerja Zen menghadap khusuk monitor PC dan langsung aktif menentang ekstremisme di miling list Google.

Ketika FB masuk Indonesia dia langsung aktif memposting pandangan tentang toleransi dan moderasi. Banyak kalangan nasionalis dan non Muslim yang semula tercengang dengan sikap moderatnya menjadi fansnya.

“Mungkin akibat hantaman badai ekonomi krisis moneter, Zen kehilangan klien-klien perusahaannya,” ucap Habib Bakar.

Sumber: