Februari-Maret 2022 Diprediksi Puncak Omicron, Komisi XI Minta Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk

Februari-Maret 2022 Diprediksi Puncak Omicron, Komisi XI Minta Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah menyiapkan penanganan varian Omicron agar kasus tidak menjolak seperti sebelumnya. Hal ini menyusul prediksi Omicron yang akan mencapai puncaknya bulan depan.

Dikutip dari RMOL, pemerintah memperkirakan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan mencapai 
pada pertengahan Februari atau awal Maret 2022. 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, meski dampak yang terjadi tidak terlalu berbahaya dibandingkan varian Delta.

Persiapan penanganannya harus maksimal agar tidak kecolongan kembali.

Berkaca pada gelombang tsunami delta beberapa waktu yang lalu, pemerintah harus mengevaluasi kebijakan penanganan pandemi saat itu. 

"Sistem dan fasilitas kesehatan kita ‘kedodoran’, tenaga kesehatan pun banyak yang berguguran. Oleh karena itu, pemerintah harus membangun kesiapsiagaan baik di titik hulu, perilaku masyarakat, maupun di titik hilir, yaitu sarana prasarana serta fasilitas kesehatan,” ucap Netty dalam keterangan tertulis, Senin (17/1).

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI tersebut menilai saat ini penerapan prokes mulai longgar di tengah masyarakat. Dia meminta agar Satgas Covid-19 melakukan pengawasan secara ketat agar tidak menimbulkan klaster baru varian Omicron ini.

"Kita melihat pelonggaran prokes terjadi di mana-mana. Mobilitas dan aktivitas masyarakat hampir kembali normal seperti sebelum datangnya pandemi. Seharusnya pemerintah melalui satgas bergerak cepat untuk mengencangkan kembali kampanye dan pengawasan prokes 3M/5M,” ucapnya.

Menurutnya, penerapan testing, traccing dan treatmen perlu disiapkan secara masif. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi situasi terburuk dari dampak penyebaran Omicron ini.

"Meski sering dikatakan Omicron ini tidak separah Delta, namun tetap saja ‘preparedness’ harus dilakukan. Testing dan tracing ini harus diikuti dengan whole genome sequencing agar dapat dideteksi varian yang menginfeksi dari sampel yang diperiksa,” demikian Netty. (RMOL/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: