Ferdinand Hutahaean Akui di KTP Masih Tercantum Nonmuslim: Belum Diubah Sejak Lama

Ferdinand Hutahaean Akui di KTP Masih Tercantum Nonmuslim: Belum Diubah Sejak Lama

Ferdinand Hutahaean mengaku sebagai mualaf dan telah bersyahadat sejak 2017. Namun, di media sosial beredar foto Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya yang nonmuslim dan diakui sebagai miliknya.

"Soal KTP itu, kan, belum diubah sejak lama, karena masih banyak urusan dengan kehidupan saya yang lama. Masih ada urusan-urusan yang harus diselesaikan, makanya belum diubah," kata, Sabtu (8/1). 

Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri ini memberi pengakuan soal agamanya setelah dilaporkan oleh Ketua KNPI Haris Pertama ke Bareskrim Polri atas dugaan penistaan agama. 

Namun, mantan politikus Partai Demokrat itu berpendapat bahwa agama itu bukan soal KTP, tetapi apa yang dilakoni dan dijalankan. 

"KTP lama memang belum diubah, tetapi beragama itu, kan, bukan soal apa yang tertulis, tetapi soal yang dilakoni, dijalankan," ucapnya dikutip dari JPNN.

Ferdinand lantas mempertanyakan apakah ketika ada orang yang salat, tetapi belum memiliki KTP atau belum tercatat sebagai muslim, keislamannya tidak diakui? 

"Kembali saja kepada ajaran, menjadi seorang (beragama) Islam, itu kan, pertama kali harus bersyahadat, tidak pernah disebutkan menjadi Islam itu KTP-nya harus ditulis (Islam, red), enggak ada itu," tutur Ferdinand.

Oleh karena itu, dia berharap pengakuannya sebagai mualaf tidak digoreng-goreng ke masalah agamanya di KTP.  

"Kalau orang sudah bersyahadat, terus melakoni agama itu, tetapi dia tidak mengubah identitasnya (KTP, red), apakah keislamannya menjadi gugur," ujarnya. 

Sebelumnya,  Prosesi itu menurutnya diketahui sejumlah tokoh, salah satunya Lily Wahid, adik Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).  

"Saya mengucapkan syahadat di tangannya KH Ali Yafie, disaksikan Bunda Lily Wahid dan ada beberapa orang lagi waktu itu," ungkap Ferdinand.  

"Beliau, kan, sudah sepuh, sudah tua. Jadi, di kediaman beliau," ujar Ferdinand Hutahaean. 

Diketahui, KH Ali Yafie adalah mantan Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) 1991-1992, sekaligus eks ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 1990-2000. (fat/jpnn/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: