Prihatin! Dua Keluarga di Brebes Ini Tinggal di Satu Rumah Tidak Layak Huni

Prihatin! Dua Keluarga di Brebes Ini Tinggal di Satu Rumah Tidak Layak Huni

Dua keluarga di Kabupaten Brebes yang masih kakak beradik di Desa Siasem Kecamatan Wanasari tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Keduanya tinggal di satu rumah di RT 11 RW 01 Dusun Siasem Pulo. 

Kusnadi (55) dan kakaknya Sulaiman (60) saat ini tinggal di RTLH yang hanya berlantai tanah. Bahkan, kondisi atap rumahnya pun sudah mulai mengalami kerusakan (berlubang). 

Bahkan, saat hujan deras lantai rumahnya tergenang air. Ditambah lagi, rumah yang ditinggali mereka ini tidak memiliki jamban dan saluran listrik. 

"Saya tinggal bersama kakak saya, beserta anak laki-lakinya. Kalau istri-istri kami sudah meninggal dunia," kata Kusnadi di rumahnya, Rabu (29/12). 

Karena tidak memiliki jamban, dirinya bersama penghuni lainnya buang air besar di pekarangan belakang rumahnya. 

Untuk memasak pun di belakang rumah menggunakan tungku dan kayu bakar. Sedangkan untuk kebutuhan listrik, rumah itu masih numpang di jaringan listrik tetangga. 

"Kalau BAB ya terpaksa ke pekarangan belakang rumah, untuk mandi kadang ke kakak saya yang rumahnya bersebelahan," lanjut dia. 

Dijelaskannya, rumahnya sering tergenang banjir lantaran lebih rendah dari tetangga sekitar. Jadi aliran airnya selalu mengalir ke rumahnya yang kemudian menggenang di dalam dan sekitar rumahnya. Dampaknya juga terhadap kesehatan, ia sering merasakan masuk angin. 

"Kalau hujan deras, di dalam rumah sering tergenang banjir dan berdampak pada kesehatan. Seperti sering masuk angin," ucapnya. 

Ditambahkannya, hingga saat ini dirinya belum bisa merenovasi rumahnya dan membuat jamban yang layak. Dirinya pernah ditawari bantuan dari pemerintah lewat program Rumah Tak Layak Huni (RTLH) sebesar Rp15 juta sekitar 5 tahun lalu. Namun, karena tak punya biaya tambahan, bantuan tersebut tidak diambil. 

"Syarat penerima bantuan tersebut kan rumah harus dirobohkan semua, sementara bantuan hanya Rp15 juta. Karena saya tak mempunyai biaya tambahan jadi bantuannya tidak saya ambil," ucapnya. 

Terpisah, Kepala Desa Siasem Kecamatan Wanasari Maktub Mustofa mengatakan, memang dulu pernah ada bantuan RTLH untuk rumah yang ditempati Kusnadi dan kakaknya. 

Namun, yang bersangkutan tidak mengambil bantuan tersebut karena beralasan tidak ada biaya untuk melanjutkan bantuan tersebut jika rumahnya harus dibongkar. 

"Memang betul, dulu rumah tersebut mau dibantu lewat program RTLH. Tapi tidak diambil, alasannya karena tidak ada biaya untuk kelanjutan pembangunan jika harus dibongkar. Tapi, kalau untuk bantuan lainnya, sepertinya dapat bantuan," pungkasnya. (ded/ima)

Sumber: