Vladimir Putin Ancam Amerika Serikat dan Sekutunya Jika Terus 'Tak Bersahabat'
Jika Amerika Serikat dan sekutu terus bersikap 'tidak bersahabat' di dekat perbatasan negaranya, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengancam bakal bereaksi keras mengambil langkah militer.
"Rusia akan mengambil 'langkah-langkah teknis militer' sebagai pembalasan jika AS Cs terus menunjukkan sikap agresif mereka," kata Vladimir Putin saat rapat dengan Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis (23/12).
"Rusia akan bereaksi keras terhadap langkah-langkah yang tidak bersahabat. Kami memiliki hak untuk melakukannya," sambung Vladimir Putin.
Pernyataan Vladimir Putin itu merupakan komentar pertama secara langsung yang mengisyaratkan potensi konflik terbuka antara Rusia dan AS Cs, terutama sejak Ukraina menuding Moskow hendak menginvasi negaranya pada awal 2022.
Vladimir Putin juga menyuarakan keprihatinan atas pengerahan pasukan NATO dan AS ke negara-negara timur Eropa yang berbatasan dengan Rusia, khususnya soal penempatan rudal Amerika di Polandia dan Rumania.
Vladimir Putin juga memprediksi sejumlah negara di Eropa itu akan segera mampu meluncurkan rudal jelajah Tomahawk.
"Jika infrastruktur militer ini bergerak lebih jauh, jika sistem rudal AS dan NATO muncul di Ukraina, maka waktu mereka mencapai Moskow akan kurang menjadi tujuh sampai 10 menit saja," ungkap Vladimir Putin seperti dikutip AFP.
Meski mengisyaratkan konflik, Vladimir Putin berkeras Rusia ingin menghindari "pertumpahan darah". "Kami ingin menyelesaikan masalah dengan cara politik dan diplomatik," ujar Putin lagi
Vladimir Putin juga sempat berbicara via telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan menyerukan "negosiasi serius" tentang tuntutan Rusia soal jaminan keamanan dari AS dan NATO.
Ketegangan antara Rusia dan negara Barat terus memanas dalam beberapa pekan terakhir, setelah AS Cs menuding Moskow terus mengerahkan pasukan militer ke perbatasan dekat Ukraina.
AS Cs juga yakin Rusia tengah berencana menginvasi Ukraina lagi setelah pencaplokan Crimea pada 2014 lalu.
AS dan sekutu menuduh Rusia setidaknya telah mengerahlan 100 ribu lebih pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) ke perbatasan dekat Ukraina timur, di mana Kiev terus melawan kelompok separatis pro-Rusia sejak anekasasi Crimea. (der/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: