Gerindra Sebut Bapak Dirikan dan Ketum Partai, Anaknya Langsung Dikarbit, Sindir Demokrat?
Partai Gerindra mengklaim partainya tidak mengenal oligarki atau adanya sekelompok orang tertentu yang ingin berkuasa. Istilah oligarki dan dinasti dalam partai politik, akhir-akhir ini semakin santer dan ramai diperbincangkan publik.
"Di Gerindra tidak mengenal adanya oligarki kekuasaan. Bahkan terhadap anak pendiri Gerindra tidak ada keistimewaan, regenerasi dalam partai itu penting," tegas Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Jakarta, Minggu (19/12).
Dia mencontohkan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum PP Tidar periode 2021-2026. Menurutnya, Rahayu terpilih karena sudah melewati sejumlah fase perjalanan politik.
Meski Rahayu adalah anak dari salah satu pendiri sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo. "Rahayu Saraswati yang saya kenal itu menapak dan mengikuti serta mengalami pendidikan dan berjenjang."
"Tidak kemudian seperti partai-partai lain yang bapaknya mendirikan partai dan ketua umum partai. Tiba-tiba anaknya langsung dikarbit," papar Dasco lagi.
Dia mengklaim Gerindra tak pandang bulu kepada seluruh kadernya. Menurutnya, setiap kader harus mengikuti fase-fase pendidikan politik yang berjenjang hingga dinyatakan matang.
"Ini adalah contoh yang baik di partai. Di Gerindra tidak ada oligarki kekuasaan. Tidak terkecuali siapapun harus menjalani fase-fase yang berjenjang. Regenerasi Gerindra untuk ke depan memang sudah disiapkan," paparnya.
Saat ini, lanjut Dasco, Gerindra mempersiapkan sosok generasi baru setelah Prabowo Subianto. Mereka yang disiapkan untuk menjadi pemimpin partai di masa mendatang. (rh/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: