Petani Mentimun di Brebes Pilih Panen Dini daripada Menenggung Rugi Lebih Besar

Petani Mentimun di Brebes Pilih Panen Dini daripada Menenggung Rugi Lebih Besar

Petani mentimun di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes mrmilih memanen dini tanamannya, karena tingginya curah hujan akhir-akhir ini.

Perubahan cuaca dengan tingginya intensitas hujan membuat produksi tanaman mentimun petani turun drastis, akibat gangguan penyakit  dampak  terlalu tingginya curah hujan tersebut. Padahal mentimun merupakan salah satu komoditas pertanian andalan di Kecamatan Paguyangan. 

Seperti yang disampaikan Abidin, petani asal Desa Cipetung Kecamatan Paguyangan. Menurutnya, demi menghindari kerugian lebih besar lagi dirinya terpaksa memetik tanaman mentimunnya meski belum saat masa panen.

"Terpaksa dilakukan, sebab kalau tidak kerugian yang harus ditanggung semakin tinggi," ungkapnya, Minggu (19/12).

Dikatakan, untuk tanaman mentimun seperti yang dibudidayakannya, butuh kondisi cuaca berimbang antara hujan dan kemarau. Dengan kondisi curah hujan yang terjadi sejak akhir tahun kemarin hingga sekarang ini, sangat berdampak menurunnya hasil panen baik kualitas maupun kuantitasnya.

"Tanaman terganggu oleh serangan hama penyakit, belum lagi kadar air yang tinggi juga membuat bunga sebagai calon buah rontok sehingga produksi tidak maksimal," terangnya.

Untuk jenis penyakit yang kerap mengganggu menurut dia adalah serangan hama Kresek dan juga oteng-oteng (kumbang). Dimana hama ini menyerang daun yang mengakibatkan rontok yang pada akhirnya layu.

"Untuk hama kresek cirinya adalah daun menjadi kering dan layu, sementara Oteng-oteng membuat daun berlubang karena dimakan kumbang perusak," kata Abidin.

Akibat gangguan hama tersebut, dari lahan seluas 1.800 meter persegi yang diolahnya, hanya mampu menghasilkan mentimun sebanyak 4,8 ton. Padahal dalam kondisi normal, mampu menghasilkan 6 ton.

Pohon mentimun sendiri dapat mulai dipanen sejak 29 hingga 32 hari sejak awal tanam. Setelah itu tanaman bisa terus mengasilkan buah hingga usia tanaman dua bulan.

"Setelah itu kami kembali melakukan rotasi tanam, dengan mengganti jenis tanaman yang akan di olah. Hal ini untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh hama, saat masa tanam sebelumnya," ucapnya.

Menurutnya, meski saat ini harga mentimun di tingkat petani terbilang bagus yakni Rp 2.500 per kilogram namun produksi yang dihasilkan merosot jika di bandingkan kondisi cuaca normal.

"Sekarang harga sedang bagus, sebelumnya hanya Rp800-1.000 per kilogram. Tapi jika dihitung secara total, tetap saja hasil panen masih kurang maksimal," pungkasnya. (pri/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: