PPKM Level 3 Berubah Jadi PPKM Nataru, dr Tirta: Apapun Nama atau Judulnya yang Penting Isinya
Influencer kesehatan dan wirausaha dr Tirta Mandira Hudi menyoroti soal pembatalan PPKM Level 3 yang kemudian diganti nama menjadi PPKM Nataru. Baginya langkah pemerintah saat ini sudah benar dan menyetujuinya.
“Apapun namanya, entah itu Nataru ataupun PPKM Level 3, apapun judulnya, yang penting isinya,” kata dr Tirta saat launching Pesta Wirausaha Cirebon di Grage Mal, Jumat (10/12) lalu.
Dia menjelaskan, keputusan pemerintah berdasarkan keterangan dari Mendagri Tito Karnavian, di mana penerapan PPKM Nataru dengan sistem aturan dikembalikan kepada masing-masing daerah, merupakan hal yang paling benar.
“PPKM Nataru ini dibebaskan dan dikembalikan kepada masing-masing daerah. Justru itu menjadi (keputusan) paling benar karena tidak bisa disamaratakan. Misalkan, antara daerah satu dipukulrata, itu tidak boleh,” tutur dr Tirta.
Namun, yang menjadi hal terpenting dari pemerintah, kata dia, adalah mengatur mobilitas yang ada. Sehingga, nantinya tidak akan terjadi gelombang Covid-19 yang berikutnya.
dr Tirta juga menjelaskan bahwa ujian kenaikan kasus Covid-19 berada pada perayaan Tahun Baru. Menurut dia, jika Tahun Baru dapat mengontrol kasus Covid-19, maka dapat dikatakan tahun 2022 kasus Covid-19 dapat lebih terkontrol.
“Kalau mobilisasi meningkat tapi kasus Covid-19 terkontrol, kita bisa mengatakan 2022 positif yang akan kita raih. Asal 30 Desember sampai 2 Januari kasus Covid-19 naik tidak ekstrem, kasusnya ringan-sedang dan tidak ada yang berat. Serta tingkat meninggal bisa kita tekan,” jelasnya.
Selain itu, dr Tirta menyebutkan bahwa Covid-19 di Indonesia berdasarkan indeks Nikkei per November 2021 sudah nomor 37 atau di angka 58. Hal itu berarti sinyal positif bagi Indonesia. Tapi, semua pihak tetap diminta waspada.
Sementara terkait varian baru bernama Omicron, dr Tirta menyebutkan bahwa Omicron masih menjadi misteri bagi Indonesia. Sempat disebutkan ditemukan di Bekasi, ternyata dibantah oleh Kemenkes.
“Tapi untuk berjaga-jaga, maka dari luar negeri ada karantina. Itu cara pencegahannya,” terang dr Tirta.
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia sudah secara cepat menutup pintu masuk WNA dari beberapa hari yang lalu. “Tetap, kita perlu waspadai Omicron. Untuk itu kita apresiasi langkah-langkah pemerintah menutup gate WNA dari negara-negara tertentu. Dan karantina 10-14 hari. Ini sudah benar,” terangnya.
Sedangkan berkaitan dengan pemulihan ekonomi, dirinya melihat di berbagai macam daerah, pemulihan yang terjadi sudah sangat bagus. Apalagi ketika menyoroti Jawa Barat, terkhususnya di Cirebon, semenjak PPKM Level 1 di beberapa daerah, ekonomi sudah mulai menggeliat lagi.
“Demand mulai naik, event-event sudah berjalan. Saya mengajak semua warga yang ada di Indonesia terutama Jawa Barat dan Cirebon untuk tetap bisa mengontrol mobilisasi. Jangan terlalu euforia dulu. Kita jaga terus situasi ini, maka ekonomi akan terus dan semakin membaik,” tutup dr Tirta. (rcc/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: