Nylekit! Tujuh Menteri Ini Layak Diganti karena Sibuk Urus Politik dan Gak Bisa Kerja
Isu rencana reshuffle kabinet bakal dilakukan, Rabu Pon (8/12) mendatang, semakin menguat. Rencana itu mencuat, usai Wakil Ketua Umum DPP PAN Yandri Susanto mengaku mendengar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan perombakan di jajaran kabinetnya.
Menanggapi pernyataan itu, pengamat politik Ferdinand Hutahaean menanggapinya positif. Menurutnya, fakta saat ini memang banyak pembantu Presiden yang berjalan sendiri-sendiri, bahkan hanya sibuk mengurus politik dan tidak bisa kerja.
Ada juga Menteri yang menurutnya layak di reshuffle lantaran kesehatannya terganggu dan diragukan mampu mengikuti alur kerja Presiden Jokowi yang bertempo cepat.
"Saya sudah menyampaikan sejak dua bulan lalu bahwa jika ingin Jokowi sukses diu periode 2 ini dan soft landing di 2024, maka beliau harus melakukan evaluasi besar-besaran terhadap jajaran kabinetnya. Karena apa, kabinet ini lumayan banyak diisi oleh orang-orang yang ternyata tidak mampu bekerja, dan kedua banyak yang bekerja untuk kepentingan politik pribadinya," demikian disampaikan Ferdinand kepada fin.co.id saat dihubungi, Rabu (1/12).
Menurut mantan juru bicara Partai Demokrat itu, reshuffle menjadi hal yang penting karena dalam kondisi negara seperti sekarang ini, Indonesia sangat membutuhkan pejabat-pejabat yang mendedikasikan dirinya yang secara totalitas membantu Presiden Jokowi mensukseskan program-program, pemikiran serta visi-misi Presiden.
"Kalau menterinya sibuk berpolitik, sibuk berkampanye, dan sibuk tidak bisa bekerja, ini kan Presiden yang akan menanggung akibatnya nanti bahwa dia akan di cap sebagai Presiden yang gagal. Kita tidak mau Jokowi di cap menjadi orang gagal ya," tegas Ferdinand.
Ia pun menyebut beberapa nama di jajaran kabinet yang menurutnya layak diganti. Beberapa nama diantaranya disebut tidak bisa bekerja, kemudian ada pula yang disebutnya memiliki tujuan politik pribadi dan ada pula yang merujuk faktor kesehatan yang sudah menurun dan dikhawatirkan menghambat laju kinerja pemerintahan yang begitu progresif saat ini.
"Menurut saya ada beberapa (yang layak di reshuffle), ya Erick Thohir, Teten Masduki, Mahfud MD, Budi Karya. Karena sepertinya sudah kurang sehat jadi layak dievaluasi juga supaya menteri yang menggantikan beliau bisa bekerja lebih cepat terus ya," tegasnya.
Selain itu, Ferdinad, juga menyebut beberapa nama menteri lain yang layak diganti, seperti Johnny Plate, Syahrul Yasin Limpo, dan Sofyan Djalil. Menurutnya, mereka harus diganti karena tidak mampu menciptakan atmosfir kultur bekerja yang baik.
"Misalnya di ATR/BPN, karena mafia tanah makin menjadi-jadi," pungkasnya.(git/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: