Renovasi Ruang Kelas Belum Rampung, KBM di SD Negeri Pengabean 04 Terganggu

Renovasi Ruang Kelas Belum Rampung, KBM di SD Negeri Pengabean 04 Terganggu

Hingga saat ini, revitalisasi DAK fisik bidang pendidikan di SD Negeri Pangabean 04 Kecamatan Losari belum selesai. Belum selesainya proyek yang dimulai sejak Juli lalu tersebut membuat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah tersebut terganggu.

Pantauan di lapangan, ada sejumlah ruang kelas, ruang guru dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah tersebut yang direvitalisasi melalui DAK. Namun, dengan masa kontrak pelaksanaan revitalisasi yang habis beberapa hari lagi, dikhawatirkan bangunan ruang kelas tersebut tidak selesai tepat waktu. Pasalnya, hingga berita ini diterbitkan, belum ada ruangan yang sudah selesai direvitalisasi.

Bahkan, sejumlah pekerjapun masih melakukan proses pengerjaannya. Baik itu membuat pondasi utnuk bangunan UKS, memasang genteng, mengaci bangunan hingga membuat adukan (campuran semen, air dan pasir).

Ditemui di kantornya, Kepala SD Negeri Pangabean 04 Abukhaeron membenarkan bahwa proses revitalisasi itu sudah berjalan sejak Juli lalu. Namun, hingga saat ini belum ada satu ruanganpun yang selesai.

Dijelaskannya, ruangan yang direvitalisasi tersebut terdiri dari empat ruang kelas, satu ruang untuk guru, UKS dan kamar mandi. Khusus ruang kelas tersebut, dulunya merupakan ruang kelas untuk Kelas 1a dan 1b, serta ruang Kelas VIa dan VIb.

Belum selesainya revitalisasi ruang kelas tersebut membuat pihak sekolah melakukan sistem shift dalam proses KBM. Kelas rendah yakni kelas I, II dan III masuk shift pagi dan kelas tinggi yakni Kelas IV, V dan VI masuk siang. Dan itupun, ada beberapa kelas yang tidak mendapatkan ruang.

"Jadi istilahnya ada kelas terbang. Di mana, kelas terbang atau yang tidak mendapatkan ruang kelas ini menempati ruang kelas lainnya yang melaksanakan pelajaran olahraga. Sehingga, saya menyarankan ke guru olahraga jika pelajaran olahraga untuk di luar kelas. Hal ini sebagai upaya kami dalam mengurangi jumlah kelas," ujarnya.

Bahkan, jika saat mata pelajaran itu hujan (karena sedang musim penghujan) pihak sekolah sudah minta izin ke pengurus masjid untuk menumpang proses pembelajaran olahraga. Namun, guru olahraga menyarankan untuk pelajaran olahraga jika situasinya sedang hujan bisa menggunakan teras sekolah.

"Kalau total itu rombongan belajar (rombel)-nya ada 12 dan kelasnya ada 10. Jadi, ada satu rombel yang menempati ruang perpustakaan dan ada satu kelas lain dilakukan bergantian yaitu di kelas dua," ucapnya.

Dirinya berharap, revitalisasi ruang kelas di SDN Pangabean 04 tersebut bisa terselesaikan. Sehingga, para siswa bisa berangkat pagi tanpa harus ada shift-shiftan lagi.

"Apalagi sejumlah wali murid juga banyak yang protes menanyakan kapan revitalisasi sekolah ini bisa selesai. Jadi kami berharap kepada para tim pelaksana proyek biar cepat selesai, sehingga siswa bisa berangkat pagi semua," ucapnya.

Salah seorang wali murid yang ruang kelas anaknya sedang direvitalisasi, Masroah (40) meminta kepada tim pelaksana untuk bisa segera menyelesaikan proses revitalisasi ruang kelas tersebut. Sehingga, anaknya bisa mendapatkan pelajaran dengan tenang tanpa harus bergantian.

"Anak saya ada yang berangkat pagi ada juga yang siang. Jadi melihatnya kasihan gitu. Jadi saya harap revitalisasi ini bisa segera selesai, sehingga anak saya dapat ruang kelas," ucapnya.

Sementara itu, sejumlah siswa juga mengungkapkan tidak betah jika harus berangkat sekolah dengan sistem shift. Salah seorang siswa, Pandu Wirayuda Utama mengaku kurang betah jika berangkatnya menggunakan siatem shift.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: