Sukirman Vijei
Vijei sebenarnya enggan. Dia bertekad di Karimun saja. Di situ dia sering dibayar pasien dengan dolar Singapura. Memang banyak warga negara tetangga itu ke Karimun. Kuliner. Atau rekreasi lainnya.
Tabungan dolarnyi itulah yang dia pakai untuk mengambil spesialis mata.
Ternyata Vijei sekaligus berhasil mendapat Sukirman –duda cerai dua anak. ”Awalnya saya tidak mau. Kan ia duda cerai. Tapi, ibu saya terus mengatakan ia orang baik,” kenang Vijei. Sang ibu memang senang tinggal bersama Vijei. Pun saat Vijei di Karimun. Apalagi setelah di Jakarta.
Dari perkawinan itu, lahirlah satu anak laki-laki. Kini sudah SMA.
Pasangan tersebut telah membukakan mata saya: India juga bisa. Murah pula.
Vijei juga mengesankan saya: bagaimana sambil menahan sakitnyi masih ingat almamaternyi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: