Petani Bawang di Brebes Curhat, Harga Turun Tetapi Pupuk Nonsubsidi Malah Naik

Petani Bawang di Brebes Curhat, Harga Turun Tetapi Pupuk Nonsubsidi Malah Naik

Dua pekan terakhir, harga bawang merah di Kabupaten Brebes di tingkat petani mengalami penurunan. Parahnya lagi, di saat harga bawang merah mengalami penurunan, harga pupuk nonsubsidi mengalami kenaikan. 

Diberitakan sebelumnya, seorang petani bawang merah di Kabupaten Brebes, Yuliana mengatakan, harga bawang merah jenis askip mengalami penurunan harga sejak dua minggu terakhir. Bawang merah askip super saat ini harganya Rp14 ribu dan jenis askip besar harganya Rp11 ribu. Padahal sebelumnya harga kedua jenis bawang merah tersebut Rp17 sampai 18 ribu per kilogram. 

"Untuk jenis askip biasa harganya Rp9-10 ribu per kilo. Sedangkan untuk Break Event Point (BEP) Rp12,500 per kilo," kata Yuliana. 

Sedangkan untuk bawang jenis rogol, kata dia, per 28 Oktober lalu  harga bawang merah jenis ini berada di kisaran Rp8 ribu per kilogram. Padahal sebulan lalu harganya Rp12 ribu per kilogram. Sedangkan untuk bawang merah rogol yang ukurannya lebih kecil harganya hanya Rp5 sampai 6 ribu per kilogram. 

"Untuk bawang buat bibit juga mengalami penurunan. Di mana, beberapa waktu lalu itu mencapai Rp40 ribu per kilo, saat ini hanya Rp25-30 ribu per kilogramnya," jelasnya. 

Di saat harga bawang merah di Kabupaten Brebes anjlok, harga pupuk nonsubsidi justru mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan tersebut terjadi pada akhir Agustus lalu. Kenaikan terus melonjak pada November. Kondisi ini pun berimbas pada daya beli pupuk dan obat-obatan pertanian. 

Informasi yang diterima, pupuk yang harganya melonjak tajam ialah pupuk yang mengandung Nitrogen Posfat Kalsium (NPK), dan obat pertanian yang naik ialah yang mengandung bahan aktif glifosat. Di mana dua obat pertanian tersebut sering digunakan oleh para petani di Brebes. 

Salah seorang petani di Kabupaten Brebes, Ratinah (68) mengaku dengan harga bawang yang turun saat ini dirinya mengaku mengalami kerugian. Harga bawang yang turun ini lantaran daerah sentra bawang merah sedang panen raya. Sementara harga pupuk nonsubsidi mengalami kenaikan signifikan. Kemudian stok pupuk subsidi dalam dua bulan terakhir juga kosong. 

"Harga bawang merah saat ini mengalami penurunan dan harga pupuk nonsubsisi mengalami kenaikan. Jadi, jelas merugi," ujarnya. 

Di lain tempat, salah seorang pedagang pupuk nonsubsidi Dany Purnomo mengatakan, kenaikan harga pupuk nonsubsidi mulai terjadi pada akhir Agustus. 

Memasuki bulan November, harga terus melonjak tinggi. Khususnya untuk pupuk yang mengandung bahan NPK, dan obat pertanian yang mengandung bahan aktif glifosat. Kenaikan harga pupuk diperkirakan akan terus berlangsung hingga Maret 2022 mendatang. 

"Untuk pupuk yang mengandung bahan NPK sekarang Rp12 ribu per kilo yang awalnya Rp8 ribu per kilo. Perkiraan akhir November juga naik jadi Rp12,5 ribu," katanya. 

Dany menjelaskan, untuk obat pertanian yang mengandung bahan aktif glifosat rata-rata kenaikannya Rp40 ribu per kilogram. Untuk obat pertanian dengan merk terbaik dan biasa digunakan para petani di Brebes, yang awalnya harga Rp80 ribu per botol kini menjadi Rp120 ribu per botol. Sedangkan untuk harga pupuk ZA saat ini Rp6 ribu per kilogram, yang awalnya Rp4 ribu per kilogram. 

"Untuk jenis obat yang biasa digunakan untuk membunuh ruput liar dan mengandung glisofat kenaikannya sangat signifikan. Sedangkan jenis obat yang tidak ada glisofat dan pupuk bukan jenis NPK harganya naik, tapi tidak signifikan," jelasnya. 

Sumber: