Namanya Disebut-sebut Dalam Pandora Paper, Sejumlah Pemimpin Dunia Bereaksi
Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) merilis Pandora Papers yang mengungkap skandal pajak terbesar dunia. Deretan nama kepala negara yang disebut dalam Pandora Papers pun menyorot perhatian dunia.
Beberapa pemimpin dunia pun langsung membantah dengan mengatakan jika mereka tidak salah.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein termasuk di antara sekitar 35 pemimpin saat ini dan mantan pemimpin yang disebut dalam file Pandora Papers. Keduanya bersuara dengan menyatakan jika mereka tidak melakukan kesalahan.
Istana kerajaan Yordania mengatakan bukanlah hal yang aneh atau tidak pantas bahwa Raja Abdullah memiliki properti di luar negeri.
Dokumen yang bocor menunjukkan pemimpin itu secara diam-diam menghabiskan lebih dari USD 100 juta untuk kerajaan properti di Inggris dan AS sejak mengambil alih kekuasaan pada 1999.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov bahkan mempertanyakan keandalan informasi yang disebutnya "tidak berdasar" tersebut, setelah merinci kekayaan tersembunyi yang terkait dengan Presiden Putin dan anggota lingkaran dalamnya.
"Untuk saat ini tidak jelas apa informasi ini dan tentang apa," kata dia seraya menambahkan jika "kami tidak melihat kekayaan tersembunyi dari lingkaran dalam Putin di sana," kata Peskov mengutip BBC, Selasa (5/10/2021).
Data tersebut diperoleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) di Washington DC, yang telah bekerja dengan lebih dari 140 organisasi media dalam penyelidikan global terbesarnya.
Pemimpin lain yang terkait dengan kebocoran tersebut meliputi:
- Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, yang diduga gagal menyatakan perusahaan investasi lepas pantai digunakan untuk membeli dua vila seharga £12 juta di selatan Prancis
Dalam sebuah tweet, Perdana Menteri Ceko mengatakan tuduhan itu adalah upaya untuk mempengaruhi pemilihan yang dijadwalkan minggu ini dan bersikeras dia tidak pernah melakukan kesalahan atau ilegal.
- Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, yang bersama enam anggota keluarganya telah dikaitkan dengan 13 perusahaan lepas pantai
Kenyatta mengatakan penyelidikan akan sangat membantu dalam meningkatkan transparansi dan keterbukaan keuangan yang kami butuhkan di Kenya dan di seluruh dunia, dan berjanji untuk menanggapi secara komprehensif kebocoran itu begitu dia kembali dari kunjungan kenegaraan ke luar negeri.
The Pandora Papers tidak menunjukkan bukti bahwa keluarga Kenyatta mencuri atau menyembunyikan aset negara di perusahaan lepas pantai mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: