Bangun Pusat Jajanan di Alun-alun, Pemkot Tegal Sewa Lahan Rp1,5 Miliar

Bangun Pusat Jajanan di Alun-alun, Pemkot Tegal Sewa Lahan Rp1,5 Miliar

Pemkot Tegal berencana membangun pusat jajanan serba ada (pujasera) di lahan milik Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT). Lahan yang berada di samping Balai Kota itu adalah aset Badan Usaha Milik Daerah Pemprov Jawa Tengah.

Komisi II DPRD Kota Tegal mengungkapkan anggaran sewa lahan tersebut dialokasikan Rp1,5 miliar. “Untuk CMJT dianggarkan Rp1,5 miliar,” jelas Ketua Komisi II Anshori Faqih usai memimpin rapat dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan, pekan lalu.

Sesuai keterangan yang disampaikan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan, proses sewa sedang dalam tahap pembuatan apraisal. Anshori menambahkan komisi II melakukan penyederhanaan dan penyesuaian terhadap anggaran kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan, atau yang capaiannya rendah.

Nantinya, lahan milik CMJT itu akan ditempati sejumlah pedagang eks Taman Pancasila dan Alun-alun. Saat ini, pedagang-pedagang itu masih menempati lahan sementara di sebelah utara Alun-alun Tegal atau persis di sebelah Kantor BRI Cabang Tegal.

 Setelah pedagang dan mahasiswa, kini giliran para penghuni dan pengusaha bereaksi terkait pembangunan City Walk di kawasan Jalan Ahmad Yani. Mereka mengancam akan melakukan gugatan terhadap penataan kawasan itu menjadi Malioboro-nya Tegal.

Humas Perkumpulan Penghuni dan Pengusaha Jalan Ahmad Yani (P3Jaya) Kota Tegal Agustino mengatakan tidak ada yang buruk dari perubahan itu. Hanya saja perubahan yang akan mempengaruhi nasib 200 Iebih penghuni dan pemilik rumah di kawasan itu, harus dipikirkan dengan matang dan bijaksana.

"Apalagi situasi sudah cukup buruk di tengah pandemi bagi para pengusaha, penghuni, dan pendatang yang menggantungkan hidupnya di jalan sepanjang 750 meter ini," katanya.

Menurut Agustino, mengubah kawasan niaga menjadi wisata tidak semudah itu. Perilaku masyarakat akan berubah, pola ekonomi, lalu lintas dan lainnya.

"Dari mudah parkir menjadi kesulitan. Lalu lintas juga akan berubah dan banyak lagi perubahan lainnya," tandasnya.

Agustino mengatakan, di lokasi itu tidak hanya ada pedagang makanan, banyak pelaku usaha lainnya. Seperti bengkel mobil, motor, toko besi, gerabah, listrik, pakaian, alat olah raga dan berbagai macam lainnya. (muj/nam/zul)

Sumber: