Varian Mu Sudah Terdeteksi di 39 Negara, Sebabkan Penularan pada Komunitas

Varian Mu Sudah Terdeteksi di 39 Negara, Sebabkan Penularan pada Komunitas

Varian Covid-19 terbaru yakni Mu ditetapkan WHO sebagai VoI pada 30 Agustus lalu. VoI artinya teridentifikasi menyebabkan penularan di komunitas.

Varian ini terdeteksi di berbagai negara. Per 1 September lalu, Mu ditemukan di 39 negara, bahkan di Amerika Serikat mutasi ini sudah menyebar ke 49 negara bagian.

"Varian Mu membawa sedikitnya 21 titik mutasi di materi genetik SARS-CoV-2. Di mana sembilan di antaranya berada di spike virus," ujar peneliti dari Indonesian Research Institute for Biotechnology and Bioindustry (IRIBB) Riza Arief Putranto di Jakarta, Rabu (8/9).

Mutasi kunci varian Mu adalah N501Y. Seperti varian Alpha, E484K seperti varian Beta dan P681H seperti varian Delta. Kombinasi mutasi tersebut yang mengakibatkan Mu memiliki kemampuan netralisasi antibodi.

"Para ilmuwan dari Virus Evolution Working Group setuju bahwa varian Mu ini perlu diperdalam diteliti kembali," tutupnya.

Data terbaru, kasus virus corona di Amerika Serikat menembus angka 40 jut. Universitas Johns Hopkins menyebut ada 40.096.188 kasus dan 649.438 kematian akibat COVID-19 hingga 7 September 2021.

AS saat ini bergulat dengan Delta. Varian ini memicu sebagian besar kasus dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru, varian Mu juga mulai menyebar ke seluruh wilayah AS.

Varian yang mulanya muncul di Kolombia pada Januari 2021 tersebut telah ditemukan di 49 negara bagian AS. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan varian Mu atau B1621 belum ditemukan di Indonesia.

Ini setelah Satgas melakukan 'Whole Genome Sequencing' (WGS) per 6 September 2021 kemarin.

"Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan varian MU atau B1621 masuk varian virus COVID-19 kategori Variant of Interest (VoI)," ujar Wiku di Jakarta, Selasa (7/9).

VoI adalah varian virus SARS-CoV-2 yang memiliki kemampuan genetik yang dapat mempengaruhi karakteristik virus. Kemampuan tersebut juga mampu mempengaruhi tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, hingga menghindari diagnostik maupun pengobatan. (rh/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: