Luhut Akui Obat Terapi Covid-19 di Indonesia Stoknya Masih Terbatas
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengakui ketersediaan obat terapi bagi pasien Covid-19 masih terbatas. Sebab, kebutuhan tersebut mencapai 30-50 juta per bulan.
"Keterbatasan obat disebabkan tingkat produksi dari Holding BUMN Farmasi masih pada kisaran 22 juta dosis per bulan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan saat ini di kisaran 30-50 juta dosis per bulan," kata Luhut, Rabu (21/7).
Kendati demikian, kata Luhut, pemerintah melalui PT Bio Farma (Persero) per Agustus 2021 akan menambah stok obat-obatan tersebut dengan meningkatkan produksi.
"Dengan demikian, kebutuhan obat terapi Covid-19 yang mencapai 30-50 juta per bulan diharapkan akan terpenuhi pada Agustus mendatang," ujarnya.
Selain itu, Luhut juga meminta penyaluran distribusi obat terapi bagi pasien Covid-19 dan bantuan sosial (bansos) harus diimbangi dengan pengawasan ketat.
"Dalam sebulan ini stoknya sedikit terkendala. Bio Farma hanya mampu memproduksi atau memenuhi 22 juta dosis dalam 1 bulan. Tapi mulai bulan depan sudah bisa sampai 30-50 juta satu bulan," pungkasnya.
Di sisi lain, saat ini baru lima kabupaten/kota yang mencapai target jumlah tes COVID-19. Tes sangat penting untuk mengetahui kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Terkait capaian testing tiga hari terakhir, hanya lima kabupaten/kota yang mencapai target di atas 90 persen," kata Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Rabu (21/7).
Lima kabupaten/kota itu adalah Kota Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sumenep. Untuk kabupaten/kota di PPKM level 4, capaian testing dinilai sudah cukup bagus.
Namun perlu ditingkatkan. Terutama pada akhir pekan dan hari libur.
"Secara nasional, jumlah testing nasional meningkat. Tetapi capaian terhadap target testing dan tracing di daerah PPKM level 4 adalah masih rendah. Terutama 3 hari terakhir yang terus mengalami penurunan," paparnya.
Tes COVID-19 terhadap suspek dan kontak erat perlu terus ditingkatkan. Ini bertujuan untuk menemukan kasus serta menurunkan positivity rate. Kontak erat perlu pula segera ditemukan supaya penanganan dilakukan dengan lebih cepat, mencegah penularan virus Corona lebih lanjut.
"Seluruh kabupaten/kota harus meningkatkan upaya pemeriksaan kontak erat. Karena rasio pemeriksaan kontak erat dengan jumlah penduduk masih rendah yakni kurang dari 5 kontak erat per minggu. Sementara target yang diharapkan adalah lebih dari 9 kontak erat per minggu," tutup Nadia. (rh/der/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: