Lagu Tegalan Era 80-an Pernah Mendunia, Terkenal di Suriname sampai Arab Saudi

Lagu Tegalan Era 80-an Pernah Mendunia, Terkenal di Suriname sampai Arab Saudi

Lagu Tegalan di era 80-an ternyata pernah mendunia, dibuktikan dengan popularitas seniman asli Tegal, Najeeb Bahresy dengan lagunya Man Draup Tukang Becak.

''Saat itu sudah populer tingkat nasional. Bahkan, sampai Suriname dan cukup dikenal juga di Arab Saudi. Momentum lagu Tegalan mulai dikenal ya lagunya Najeeb dengan judul Man Draup Tukang Becak itu,'' kata Imam Joend, salah satu pencipta lagu tegalan saat diskusi bertajuk ‘Lagu Tegalan dari Masa ke Masa’, di salah satu kedai kopi, Kamis (10/6) lalu.

Diskusi yang dipandu oleh Syamsul Falah, dosen IBN Tegal ini dihadiri Jaka Nyong (pencipta lagu Tegalan), dan Agus Wardana, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Tegal.

Imam Joend menyebut, lagu tegalan jenisnya cukup banyak. Lagu-lagu Najeeb yang sudah mencapai 14 album masuk kategori klasik-komersial, karena ada juga lagu tegalan versi dolanan, wayang, teater seperti yang populer dibawakan mendiang Slamet Gundono dan Ki Enthus Susmono.

Imam Joend menegaskan lagu tegalan saat itu bisa diterima masyarakat luas, tidak hanya orang Tegal, tapi juga mendunia. "Selain Najeeb, juga muncul Soni Muhson sekitar tahun 1987 yang juga cukup populer," sambungnya.

Hal senada disampaikan Jaka Nyong. Bahkan, pencipta lagu Bujang Kapiran (2019) ini terinspirasi dari legendaris seorang Najeeb yang menciptakan lagu-lagu Tegalan, Man Draup Tukang Becak, Jendule, dan Teh Poci.

Menurut Jaka, legendaris Najeeb juga sangat dikenal di Jakarta sampai sekarang. Bahkan, Radio Muara Jakarta setiap malam minggu selalu memutar lagu-lagu pantura, termasuk memutar lagu Man Draup.

''Saya pengin seperti Najeeb mentegalkan India, kalau saya ingin mengindiakan Tegal. Bujang Kapiran musik karakter india, tapi tetap lagu tegalan,'' ujarnya.

Sementara itu, Agus Wardana yang akrab disapa Awe menyampaikan, potensi seniman Tegal ini mampu berkiprah di indutri musik nasional.

''Persoalannya sekarang ini bagaimana mengangkat lagu-lagu Tegalan itu populer seperti halnya musik khas daerah lain, tarlingan, campursari atau bahkan musik modern khas Tegal. Ini menjadi pekerjaan dan tanggung jawab kita semua. Kuncinya ada di manajemen,'' ucapnya.

Awe sepakat bagaimana seniman konsentrasi berkarya, masyarakat nyengkuyung, termasuk pemerintah daerah memberikan ruang agar lagu-lagu Tegalan populer baik di lokal maupun masyarakat secara luas.

"Pemda harus mendukung," ucapnya. (yer/gun/zul)

Sumber: