Menulis Itu Menyimak

Menulis Itu Menyimak

Oleh: Tri Mulyono
Dosen Pascasarjana Universitas Pancasakti Tegal (Sekretaris Ditrektur Pascasarjana)

Menulis itu menyimak. Artinya bahwa untuk bisa menulis dengan baik antara lain sebagai syaratnya adalah dapat menjadi penyimak yang baik. Menulis adalah membuat karya tulis berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. 

Tulisan itu adalah hasil kerja menulis, aeperti artikel, makalah, paper, skripsi, tesis, dan disertasi yang salah satu cirinya terdapat di dalamnya daftar pustaka. 

Karangan adalah karya tulis yang dibuat berdasarkan imajinasi penulisnya, antara lain sebagai contohnya adalah puisi, cerita pendek, novel, dan naskah drama. 

Sementara itu, pernyataan gagasan orang lain adalah hasil wawancara. Wartawan menulis berita berdasarkan hasil wawancara. Mahasiswa menulis skripsi bisa berdasarkabn hasil wawancara. 

Menyimak, menurut Resmini N dan Djuanda D (2007) dalam karya berdua Pendidikjan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, menyebutkan bahwa menyimak adalah suatu proses ketrampilan berbahasa yang di dalamnya terdapat aktivitas mendengartkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. 

Maka itu, salah satu faktor yang menjadi kesulitan berkaitan dengan menyimak adalah karena respon atas kegiatan menyimak itu berbeda-beda. Sebagai salah satu contohnya adalah ketika sejumlah mahasuiswa mengikuti kegiatan seminar tentang suatu topik. 

Tujuan mereka berbeda-beda. Ada mahasiswa yang sekedar mengikuti seminar setelah mengisi daftar hadir keluar. Ada mahasiswa yang tujuannya untuk bertemu pembicaranya. 

Ada pula mahasiswa yang mengiukuti seminar karena ingin mencerap materi yang disampaikan dalam kegiatan seminar itu. Ketrampilan menulis memang ditentukan pula oleh ketrampilan menyimak.

Ketika mengikuti kuliah mahasiswa menulis catatan kuliah. Kualitas catatan kuliah sangat ditentukan oleh ketrampilan mereka dalam menyimak. Tidak hanya ditentukan oleh ketrampilan mendengarkan ceramah dosen, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain. 

Aspek lain dimaksud adalah kemempuan mereka mengiudentiufikasi, menginterpretasi, menulai, dan mereaksi atas materi perkuliahan. 

Satu contoh sederhana adalah ketika mahasiswa kurang memahami penjelasan dosen. Sebagai seorang penyimak yang baik, jika menemukan ketidakjelasan waktu mendengarkan penjelasan dosen, mestinya mereka bertanya. Akan tetapi yang sertung terjadi tidak demikian. 

Mahasiswa enggan bertanya walaupun ada yang masih tidak paham ketika mengikuti kuliah. Akibatnya nilai ujiannya rendah. Ini menunjukkan ada yang kurang beres pada aktivitas menyimak mahasiswa.

Kegiatan bimbingan dosen, kepada mahasiswa butuh ketrampilan menyimak. Bimbingan menulis skripsi, tesis, dan disertasi, misalnya. Skripsi mahasiswa tidak mungkin berkualitas jika penulisnya tidak trampil menyimak. Tesis tidak menarik jika penulisnya tidak mahir menyimak. 

Sumber: