Soal Penanggulangan Stunting, Unicef Turun Tangan di Kabupaten Tegal

Soal Penanggulangan Stunting, Unicef Turun Tangan di Kabupaten Tegal

Unicef turun tangan dalam penanganan penderita tengkes (stunting) atau tumbuh kerdil pada anak akibat malnutrisi.

Hal itu terungkap saat Nutrition Officer United Nations Children's Fund (Unicef) Field Office Java Karlina Widowati menyampaikan paparan.

Karlina, Selasa (8/6) mengatakan,
Indonesia menargetkan menurunkan prevalensi anak balita tengkes dari 27,6 persen pada 2019 menjadi 14 persen pada 2024.

Terhambatnya pertumbuhan anak akibat tengkes akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kesehatan, hingga produktivitas bangsa. Pendeknya tinggi badan dibandingkan standar umurnya menunjukkan otak dan sel tubuh yang tidak berkembang optimal.

"Persoalan cenderung sulit diperbaiki saat anak sudah menginjak usia dua tahun atau lebih," katanya.

Kondisi tengkes, tambah Karina Widowati, dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi, hingga lingkungan.

Penanggulangan stunting menjadi fokus pemerintah dalam upayanya membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Berbagai cara terus dilakukan agar anak Indonesia tidak terganggu proses tumbuh kembangnya.

Berkenaan dengan itu, strategi penanganan nasional yang serius perlu dilakukan, yaitu melalui intervensi gizi spesifik seperti pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, suplementasi TTD untuk ibu hamil dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil kekurangan energi kronis.

Selain itu, ada pula sosialisasi air susu ibu, sosialisasi makanan bayi dan anak, tata laksana gizi buruk, penanganan masalah gizi dan PMT pada balita gizi kurang serta pelayanan imunisasi dan pencegahan infeksi pada balita.

Selain itu ada lagi strategi lain dalam penanganan stunting pada intervensi gizi sensitif. Yaitu ketersediaan sumber pangan, air bersih dan sanitasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan pengasuhan di tingkat keluarga dan masyarakat serta peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak mampu lewat program perlindungan sosial.

Kabupaten Tegal saat ini masuk dalam program prioritas peningkatan gizi, hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Unicef tahun 2021 bersama lima kabupaten lainnya di Jawa Tengah.

Dari empat kelompok penanganan tengkes, Kabupaten Tegal masuk ke dalam pencegahan malnutrisi pada anak usia dini, penguatan pengelolaan gizi buruk terintegrasi dan gizi ibu hamil dan remaja.

"Kabupaten Tegal memiliki kasus gizi akut sebanyak 21.233 balita di tahun 2018. Sedangkan 6.744 balita mengalami gizi buruk di tahun yang sama," tambahnya.

Sementara itu, Sekda Tegal Widodo Joko Mulyono menyampaikan, kasus tengkes di Kabupaten Tegal lebih banyak dipengaruhi faktor ekonomi keluarga. Juga disusul perilaku dan pola asuh anak yang keliru serta kurangnya pengawasan orang tua dalam hal pola asuh anak.

Sumber: