Direktur KPK Yakin Ketua KPK Firli Bahuri Juga Tak Akan Lulus Jika Ikut Tes Wawasan Kebangsaan

Direktur KPK Yakin Ketua KPK Firli Bahuri Juga Tak Akan Lulus Jika Ikut Tes Wawasan Kebangsaan

Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Giri Suprapdiono bercerita pernah mengikuti tes kebangsaan bersama Ketua KPK Firli Bahuri.

Tes diikuti saat keduanya mencalonkan diri menjadi pimpinan KPK pada 2019 lalu. Ia bercerita, dirinya dan Firli dinyatakan lulus dalam tes tersebut.

Sehingga, dia meyakini apabila mengikuti tes wawasan kebangaaan (TWK), Firli dinyatakan tidak lulus seperti dirinya dan 74 pegawai KPK lainnya.

"Jadi kalau misalkan kita dites lagi, bisa jadi dua-duanya tidak lulus, karena kita sama-sama lulus dites yang sama," kata Giri saat menghadiri debat terbuka soal TWK pegawai KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (4/6).

Lebih lanjut, Giri membeberkan soal prestasi KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri yang turun drastis. Menurutnya, penurunan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di Indonesia sampai tiga poin adalah yang terburuk sepanjang era reformasi.

"Kita pernah turun pada 1997 ke 1998, di jaman Pak Harto. Artinya ini produk-produk pemberantasan korupsi termasuk pencegahan dan pendidikan, menurun 3 poin, dan ini tidak terlepas dari revisi UU KPK dan mungkin beberapa hal, polemik-polemik yang terjadi di KPK," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua KPK, Firli Bahuri tidak memenuhi undangan debat terbuka dengan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Giri Suprapdiono. Debat terbuka itu mengenai tes wawasan kebangsaan (TWK) yang berujung polemik penonaktifan 75 pegawai KPK, termasuk Giri.

Sedianya debat terbuka itu digelar di Ruang Wartawan Gedung Merah Putih KPK, Jumat (4/6) siang.

"Pak Firli tak memunuhi undangan ini. Kita tunggu 17 menit untuk berdebat di sini," kata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana yang menjadi pembawa acara dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, jurnalis Najwa Shihab pun menyatakan Firli Bahuri tidak pernah mengindahkan undangan untuk melakukan wawancara terhadapnya. Najwa menyebut KPK selalu diwakilkan oleh Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.

"Pak Firli beberapa kali diundang ke Mata Najwa belum pernah datang, yang datang itu biasanya Pak Nurul Ghufron," ujar Najwa.

Wanita yang karib disapa Nana ini merasa ada perbedaan antara Pimpinan KPK era Agus Rahardjo dengan Firli Bahuri. Nana mengakui saat KPK dipimpin Agus Rahardjo dirinya memiliki kedekatan dengan lembaga antirasuah dan kerap kali datang ke Gedung Merah Putih KPK.

"Kalau saya bandingkan pimpinan yang dulu seringkali saya yang datang ke KPK," ungkap Nana. (riz/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: