Pedagogi Virtual dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontemporer

Pedagogi Virtual dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontemporer

Oleh: Rahmad Agung Nugraha
Dosen Magister Pedagogi Pascasarjana Universitas Pancasakti Tegal

Pengajaran  dan pembelajaran kontemporer sekarang ini diperlukannya model teoretis untuk memahami penggunaan teknologi dalam pembelajaran. 

Semenjak pandemi Covid -19, beberapa pakar pembelajaran berdiskusi dan mengevaluasi praktik-praktek pembelajaran untuk memastikan siswa mendapatkan hasil maksimal dari pengalaman daring, menjelajahi peluang bagi  siswa  hal hal yang baru berbagai pikiran dan memahami nilai dan dampak nyata dari apa yang sedang dipelajari. 

Model teoretis yang dimaksudkan tersebut adalah penggunaan model konstruksi pengetahuan kolektif  yang memiliki tujuan dalam mengidentifikasi strategi konstruksi pengetahuan sehingga bisa memfasilitasi siswa dalam belajar secara online serta mendorong para  guru, kepala sekolah dan para stake holders untuk melihat dari konsekuensi pedagogis, teknis dan kontekstual yang muncul dari proses belajar mengajar di lingkungan informasi teknologi sekarang ini.  

Model strategi konstruksi selalu melihat ciri-ciri atau karakteristik  yang berbeda dari strategi yang sudah ada serta bagaimana  pendekatan pedagogis yang sangat sesuai, penentuan kegiatan belajar. 

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan fokus yang diharapkan akan membentuk adanya strategi dalam memengaruhi cara seseorang dalam belajar dan berperilaku dalam pembelajaran online tersebut adalah keterhubungan, komunikasi, kolaborasi, dan belajar bersama. 
Web mempermudah untuk menemukan hampir semua informasi.  

Hal ini secara dramatis mengubah cara orang belajar. Menggunakan strategi Connecting, penggunaan web mendapatkan informasi hasil riset, selalu up date dengan perkembangan terkini. 

Siswa bisa  belajar sendiri dari komunitas belajar offline formal atau informal dan mengakses konten untuk diarsipkan dan mencari konten yang sesuai dengan kecepatan dan kedalaman pembelajaran yang bervariasi. 

Siswa dapat belajar secara episodik, menyelam sesuai kebutuhan, menemukan apa yang dibutuhkannya dan kemudian melanjutkannya untuk memutuskan. 
Strategi Connecting melengkapi komunitas dan aktivitas belajar offline para siswa. 

Para siswa yang beroperasi dalam fase ini memungkinkan akan memiliki akses ke siswa lain untuk berbagi  ide dan pemahaman serta keterlibatannya dalam diskusi pembelajaran lainnya. 

Peran guru di ruang kelas dalam fase ini biasanya tidak akan berubah seperti pembelajaran offline demikian juga dalam strateginya disesuaikan seperti saat  pembelajaran offline.

Timbak balik pembelajaran di kelas dengan instruksi guru diberikan di awal, bukan selama pembelajaran di kelas.  Bahan dan materi  pelajaran diakses para siswa saat sebelum menghadiri kelas. Dengan memberikan instruksi pelajaran secara online dan sebelum kelas, waktu di kelas dibebaskan untuk diskusi, refleksi dan percakapan pembelajaran. 

Selain itu siswa dapat kembali ke bahan pelajaran untuk direvisi sesuai kebutuhan. Objek Pembelajaran bisa dilakukan  dengan format digital termasuk teks, video, suara, dan simulasi. 

Seiring waktu, pelajar yang tersambung ke internet dapat mengembangkan jaringan sumber konten yang berkualitas tinggi.  manfaatkan ini, para siswa merasa yakin bahwa mereka akan memberikan informasi yang luas dan mendalam tentang topik yang menarik dan juga menangkap informasi atau terobosan baru di bidang studi. 

Sumber: