Komisaris Garuda Minta Gajinya Disetop, Rizal Ramli: Kok Garuda Jadi Semakin Ribet. Apa yang Terjadi?
Permintaan sejumlah Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang meminta dihentikan gajinya mendapat respon publik. Salah satunya dari ekonom senior, Rizal Ramli.
Respon itu berawal dari unggahan di salah satu akun instagram anggota Dewan Komisaris Garuda. Sosok yang kerap disapa RR ini bertanya-tanya soal kondisi dan masalah yang sebenarnya terjadi di perusahaan penerbangan plat merah ini.
Dalam akun Twitternya, mantan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini meretweet unggahan pengguna Twitter yang memposting surat yang dikirimkan Anggota Dewan Komisaris Garuda, Peter Gontha di akun Instagram pribadinya, yang ditujukan kepada Dewan Komisaris Garuda Indonesia dan ditembuskan kepada Direktur Keuangan perusahaan, ditandatangani, Rabu (2/6) kemarin, seperti yang dilansir dari rmol.id.
Dalam isi suratnya, Peter menyatakan bahwa penangguhan gajinya sejak bulan Mei kemarin sebaiknya dihentikan hingga rapat pemegang saham mendatang. Dia juga mengungkap kondisi keuangan emiten dengan kode saham GIAA ini yang menurutnya bertambah kritis.
Karena, dia mengatakan, manajemen GIAA tidak melakukan penghematan biaya operasional yang terlihat dari tidak adanya upaya renegosiasi dengan lessor pesawat, hingga tidak adanya evaluasi atau perubahan penerbangan dan juga rute yang merugi.
Bahkan dia menyebutkan kalau kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan dan juga Kementerian BUMN itu tidak melibatkan Dewan Komisaris. Selain itu juga jadwal kerja komisaris yang hanya 5-6 jam selama seminggu, ikut masuk dalam surat Peter.
Dalam kicauannya, Rizal Ramli merespon sikap Peter Gontha ini dengan menanyakan kondisi yang sebenernya terjadi di Garuda.
"Peter, kok Garuda jadi semakin ribet, apa yang terjadi?" tanya Rizal Ramli dalam kicauannya, Kamis (3/6) dini hari.
Selain Peter Gontha, kemarin Anggota Komisaris lainnya yaitu Yenny Wahid juga mengambil langkah serupa. Yakni, menolak menerima gaji sebagai komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: