Arab Saudi Usul Piala Dunia Digelar Dua Tahun Sekali, FIFA: 166 Negara Mendukung, 22 Menolak
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tengah melakukan studi kelaikan untuk menggelar Piala Dunia pria dan wanita setiap dua tahun sekali.
Wacana untuk menggelar Piala Dunia dua tahun sekali itu diajukan oleh perwakilan federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF), dalam kongres tahunan FIFA yang dilangsungkan, Jumat malam (21/5) secara virtual.
"Studi kelayakan dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan dampak penyelenggaraan Piala Dunia FIFA dan Piala Dunia Wanita FIFA setiap dua tahun, bukan interval empat tahun seperti saat ini (proposal yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Arab Saudi)," tulis FIFA dalam laman resmi, Sabtu (22/5).
"Ini saatnya meninjau bagaimana olahraga global ini terstruktur dan mempertimbangkan apa yang terbaik bagi masa depan olahraga kita ini. Termasuk dengan mempertimbangkan apakah format kompetisi empat tahunan saat ini bisa optimal dari segi kompetisi maupun aspek komersial," sambungnya.
Namun, proposal dari SAFF belum tentu akan diterima FIFA meski nantinya studi kelaikan menyatakan, menggelar Piala Dunia setiap dua tahun layak dilakukan. Selain itu tidak ada tenggat waktu penyelesaian studi.
"Proposal studi kelaikan yang diajukan SAFF mendapat dukungan dari 166 federasi anggota FIFA, sedangkan 22 lainnya menolak," ujarnya.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan, bahwa proposal itu "fasih dan terperinci" dan menyatakan studi kelaikan akan meliputi apakah turnamen dua tahunan bisa masuk dalam kalender pertandingan internasional secara menyeluruh.
"Tidak penting apa sikap saya sekarang, yang penting adalah apa hasil studi ini nantinya," kata Infantino.
"Kita harus bisa meninjau studi ini dengan pikiran terbuka. Kami tahu nilai Piala Dunia, percayalah, sebagaimana kami juga tahu apa dampak yang bisa ditimbulkan Piala Dunia," imbuhnya.
Kendati demikian, Infantino mempertanyakan apakah sistem yang berlaku saat ini terkait fase kualifikasi yang berlangsung setahun sebelum turnamen kontinental maupun Piala Dunia masih format terbaik.
"Apakah ini cara terbaik bagi sepak bola, karena kami mendengar banyak fan mengatakan mereka ingin melihat lebih banyak pertandingan yang menentukan, kurangi yang tidak bermakna, poin-poin ini harus dipertimbangkan," katanya.
Usulan menggelar Piala Dunia setiap dua tahun sekali sudah mendapat kritikan d media sosial. Sebagian besar netizen menganggap menggelar Piala Dunia dua tahun sekali bisa merusak kompetisi domestik dan regional yang sudah berjalan.
"Kami akan membicarakannya, menganalisisnya, tetapi dalam semua diskusi akan tetap memprioritaskan aspek persaingan olahraga ketimbang komersial," pungkasnya. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: