Tiga Bagian Kapal Selam KRI Nanggala-402 Belum Bisa Diangkat, Beratnya Diprediksi 18 Ton Lebih
Tiga bagian besar Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Utara Bali telah ditemukan. Namun, bagian-bagian tersebut masih belum bisa diangkat ke permukaan.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksda TNI Iwan Isnurwanto mengatakan tiga bagian KRI Nanggala-402 yang telah ditemukan, yaitu bow section atau haluan, sail section atau anjungan, dan stern section atau buritan. Upaya pengangkatan belum bisa dilakukan.
"Data KRI Rigel diteruskan oleh MV Swift Rescue dari Singapura untuk memastikan di mana posisi yang sebenarnya. Selanjutnya setelah dilaksanakan identifikasi lebih lanjut, maka bagian-bagian KRI Nanggala telah ditemukan bow section atau haluan, di mana posisi dari sail section atau anjungan dan di mana posisi dari stern section atau buritan," katanya dalam keterangan persnya, Selasa (18/5).
Dijelaskannya, dari penemuan ini nanti akan bisa diketahui berapa jarak sebenarnya antara bagian-bagian satu dengan lainnya. Jarak antara haluan dengan anjungan ini kurang lebih 107 meter.
"Kemudian, jarak antara haluan dengan datum di mana perkiraan kapal selam mengalami kedaruratan kurang lebih 47 meter, dan antara stern dan sail section itu kurang lebih 36 meter," terangnya.
Diterangkannya Operasi Salvage terkait KRI Nanggala ini bersifat umum. Sama seperti operasi SAR lainnya, sehingga operasi ini terbuka untuk umum.
"Jadi, siapa pun yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, seperti bantuan dari negara Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat langsung beraksi," katanya.
Dilanjutkannya, usai berkoordinasi dengan ISMERLO, dan melalui pengumuman internasional siapa pun yang terdekat dengan posisi kapal selam mengalami kedaruratan bisa membantu. Dalam proses evakuasi ini, kapal-kapal China yaitu Tug Nantuo-195, Rescue Yong Xing Dao-863, dan Tan Suo 2 juga ikut membantu.
"Tan Suo 2 sudah mengangkat bagian liferaft KRI Nanggala dan posisinya sekarang ada di KRI Teluk Banten sudah kami simpan dengan baik sebagai bukti bahwa kapal-kapal dari negara sahabat kita dari Tiongkok sudah melaksanakan tugasnya. Tapi belum ada bagian-bagian besar kapal yang diangkat, seperti bow, sail dan stern section," katanya.
Disebutkannya, Kapal Tan Suo 2 sudah mencoba melakukan pengangkatan sail atau anjungan. Diperkirakan beratnya anjungan mencapai 18 ton di bawah permukaan laut.
"Hari pertama pengangkatan dipasang sling yang sudah dikaitkan, tapi ternyata putus dan slingnya tidak mampu dengan perkiraan mampu mengangkut 18 ton ternyata putus. Sehingga mengapa mereka (Kapal China) mengalkulasi ulang tidak mungkin kalau beratnya 18 ton jadi dikatakan mungkin lebih dari 20 ton," katanya.
Hingga saat ini Kapal China Tan Suo 2 masih berusaha untuk memasang sling yang ada dengan penambahan-penambahan sling di sekitar area pengangkatan.
"Mereka memperkirakan anjungan yang tadi masih ada radar mungkin masih tergabung atau terikat dengan badan-badan yang lain, sehingga mengapa beratnya yang seharusnya itu adalah hanya anjungan saja, tapi ternyata di dalamnya bisa lebih dari 18 ton dan bisa jadi terkait dengan yang lainnya," ungkapnya. (gw/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: