Ramadan Bulan Optimalisasi Kecerdasan

Ramadan Bulan Optimalisasi Kecerdasan

Oleh: Dr. Basukiyatno MPdB

Makna Kecerdasan
Kecerdasan merupakan satu anugerah Allah yang sangat besar. Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah.

Kecerdasan diyakini banyak orang akan menentukan tingkat kesuksesan hidupnya, semakin tinggi tingkat kecerdasan semakin sukses hidupnya. Dari keyakinan tersebut orang rela mengorbankan harta benda, waktu dan tenaga untuk mengejar meraih kecerdasan. 

Dewasa ini telah berkembang berbagai jenis kecerdasan. Danah Zohar, dan Ian Marshall mempopulerkan Kecerdasan Intellektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) dalam satu paket.

Sebelumnya pakar lain telah memperkenalkan IQ, ada yang memperkenalkan EQ dan juga ada yang mengenalkan SQ secara terpisah.  Howard Gardner (1993) memperkenalkan Multiple Intelligen (kecerdasan majmuk), yang terdiri dari delapan jenis kecerdasan.  

Setiap orang mempunyai jenis kecerdasan yang berbeda dengan keunggulannya masing-masing. Berdasar kecerdasan yang dimiliki mereka mengembangkan diri dan menemukan profesi dalam kehidupannya.    

Fakta telah menunjukkan bahwa IQ telah mengantarkan manusia pada prestasi-prestasi puncak di bidang pengembangan sains dan teknologi. Kemudian disusul dengan munculnya kecerdasan emosional, yang mendukung orang dapat mengoptimalkan energy positif emosionalnya dalam meraih kesuksesan.

Sinergi dari keberadaan EQ dan EQ telah mendukung perkembangan sains dan teknologi mencapai puncak-puncak prestasinya. Hal tersebut mengantarkan pada perbaikan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. 

Goleman (1981) menyimpulkan paling tinggi kontribusi kecerdasan inelektual terhadap prestasi seseorang 20 persen, sedangkan kecerdasan kecerdasan emosional dan spiritual 80 persen. Danah Zohar, dan Ian Marshall (2000) dalam kajiannya menegaskan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi dan sekaligus berfungsi sebagai mediator antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

Kecerdasan spiritual adalah puncak keutuhan dalam pemahaman diri dan tuhan, yang terekspresikan pada kemulyaan perilaku kepada sesama makhluk utamanya manusia dan tuhannya. 

Pengembangan Kecerdasan
Manusaia harus cerdas. Manusia  dan pendidikan merupakan suatu tema terpadu yang tidak dapat terpisahkan, utamanya dalam menggali kecerdasan. Dalam ayat-ayat al-qur’an yang turun pertama kali (QS, al-A’laq, 96:1-5) Allah mengisyaratkan bahwa kegiatan baca-tulis merupakan proses peningkatan kecerdasan sehingga dapat mengenali diri dan Tuhannya.

Manusia sebagai makhluk paling sempurna (QS, At-tiin; 95:4) tidak hanya memiliki indera fisik sebagaimana makhluk binatang, tetapi juga memiliki potensi qoib yang mampu menuntun dirinya ke arah pemahaman terhadap diri, alam, tuhan. Potensi tersebut wajib selalu dikembangkan  dalam suatu bingkai kecerdasan. 

Aktivitas berfikir merupakan proses meningkatkan kecerdasan manusia. Proses pemahaman rasional tersebut  merupakan salah satu mekanisme paling canggih dalam kemajuan manusia. Hal tersebut merupakan sinergi dari potensi jasmani dan ruhani secara berkesinambungan (Driyarkoro, 1978, Slamet Iman Santosa, 1981,  An-Najar, 2001).

Proses pengembaraan pemikiran telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS, sehingga dirinya dijadikan salah satu teladan dan panutan sekalian ummat manusia (QS. An Nahl; 16: 120-122). Pemahaman ilmu pengetahuan sangat membantu manusia dalam menapaki jalan untuk mengenal dan mencintai Allah (QS; 29: 61; 7:172).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: