Ekspor Tersendat, Daging Sapi Jelang Lebaran Berpotensi Semakin Mahal
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdalifah menyatakan, komoditas daging sapi menjelang Hari Raya Idul Fitri terkendala, lantaran pasokan yang terbatas dari negara eksportir.
"Kita mengalami kendala lockdown di negara eksportir daging dan itu diikuti kapal atau kontainer angkut yang tersendat," kata Musdalifah di Jakarta, Rabu (28/4/2021).
Untuk konsumsi daging sapi saat momen bulan Ramadan dan Idul Fitri, kata Musdalifah, secara nasional rata-rata naik 0,5-3 persen dibanding bulan-bulan normal.
Adapun komposisi konsumsi daging sapi di Indonesia saat ini sebanyak 45 persen dan dipasok dari daging sapi impor. Selanjutnya, 38 persen dari daging sapi, dan 17 persen daging jeroan," .
"Namun, akibat gangguan tersebut, alhasil menimbulkan potensi kenaikan harga sapi di tingkat konsumen," ujarnya.
Musdalifah mengaku, bahwa sejauh ini pemerintah tengah melakukan lobi ke negara-negara pemasok daging sapi lain, seperti India, Brazil, Meksiko, Filipina, Spanyol hingga Argentina.
"Kendalanya, untuk sebagian negara mengalami kendala lain seperti jarak yang terlalu jauh," ucapnya.
Selain itu, lanjut Musdalifah, pemerintah melakukan memobilisasi sentra-sentra peternakan lokal seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Lampung untuk membantu memasok kebutuhan daging sapi impor.
"Sentra-sentra penggemukan sapi atau feedloter juga diminta untuk membantu penyediaan daging seperti di Sumatera Utara, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Sentra sapi dan feedloter ini kami harapkan bisa membantu kekurangan neraca," pungkasnya. (der/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: