Imbas Pandemi Covid-19, Bahan Baku Mahal, Perajin Bata Terpuruk
Imbas pandemi Covid-19 memang dirasakan oleh semua orang. Termasuk para perajin bata merah di Desa Sutapranan Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal.
Perajin batu bata asal Desa Sutapranan, Naerep (45), Kamis (22/4) mengatakan, saat ini perajin bata banyak yang mengeluh karena imbas pandemi Covid-19 mengakibatkan harga bahan baku bata merah naik. Sehingga para perajin batu bata kebingungan.
Harga tanah liat yang sebelumnya hanya Rp1.200.000 per satu bak mobil pick up, sekarang menjadi Rp1.700.000. Kemudian kayu bakar yang sebelumnya Rp450.000, sekarang Rp650.000. Selain harga naik, bahan baku juga susah dicari. Mengingat di bulan ini masih sering terjadi turun hujan.
"Terpaksa kami hanya bisa memproduksi tiga kali dalam setahun. Biasanya lima kali dalam setahun," katanya.
Karena itulah, tambah Naerep, dirinya tidak bisa tepat waktu merealisasikan pesanan bata merah dari depot maupun konsumen. Stok tidak bisa ditentukan lantaran faktor musim dan bahan baku yang sulit didapat.
Harga bata merah di tempat Rp800 per biji. Harga itu belum sampai lokasi.
Sementara itu, Yasin (50), salah satu tenaga buruh perajin bata merah mengaku kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Setiap hari, dia hanya mendapatkan upah sebesar Rp60 ribu. Itu pun harus mencetak 1000 bata merah per harinya. Namun, proses pencetakan hanya bisa dilakukan tiga kali dalam seminggu. Karena harus menunggu kering.
Sementara, proses produksi dari mulai mencetak sampai pembakaran waktunya sekitar 4 bulan. (guh/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: