Menunggak Hingga Rp174 Juta, Ganjar Pastikan 174 Siswa SMK Pelita Bangsa Sragen Dapatkan Ijazah
SEMARANG - Sebanyak 174 siswa SMK Pelita Bangsa Sragen dikabarkan menunggak biaya administrasi sejak 2014 hingga 2019 lalu. Tercatat, jumlah tunggakan sebesar Rp174.445.000.
Pihak sekolah mengatakan tidak pernah menagih kekurangan biaya administrasi itu. Para siswa yang menunggak itu, hampir semuanya tidak mengambil ijazahnya, meskipun pihak sekolah mengatakan tidak pernah menahan ijazah mereka.
Namun, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan persoalan tersebut sudah selesai. Sebanyak 174 siswa SMK Pelita Bangsa telah mendapatkan ijazahnya.
"Ini ada fotonya, ini barusan selesai. Jadi yang kemarin tidak bisa di Sragen, SMK Pelita Bangsa, perhari ini di Kantor Kecamatan Sumberlawang telah diserahkan 174 ijazah kepada perwakilan siswa," kata Ganjar ditemui di rumah dinasnya, Senin (22/3).
Setelah berita itu santer di media, Ganjar langsung memerintahkan jajarannya untuk menindaklanjuti. Ia senang karena pihak sekolah kooperatif dan mau menyerahkan ijazah siswa yang menunggak itu.
"Ijazahnya gratis, lulusan tidak dibebani biaya apapun. Ini saya sudah dikirimi gambarnya," ucapnya sambil menunjukkan foto di handphonenya yang menunjukkan proses pembagian ijazah itu.
Ganjar meminta seluruh sekolah di Jawa Tengah, khususnya swasta melakukan pendataan kepada siswanya. Jika ada siswa yang tidak mampu, maka mesti diupayakan mendapatkan bantuan.
"Bisa dengan beasiswa atau sebagainya. Maka sekolah wajib mendata itu," jelasnya.
Ganjar juga mengatakan pihaknya sudah memberikan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) ke sekolah tersebut. Disinggung tentang keuangan SMK Pelita Bangsa yang kacau akibat adanya tunggakan siswa, Ganjar mengatakan bahwa itu tergantung manajemen sekolah.
"Bantuan kita berikan ke siswa, bukan ke sekolah. Kalau sekolah biasanya bantuannya berupa sarana prasarana. Maka sebenarnya, setiap sekolah ditantang betul-betul untuk bisa mengelola sekolah dengan baik," ucapnya.
Memang, lanjut Ganjar, hal itu tidaklah mudah. Dirinya memiliki banyak pengalaman serupa, bagaimana ada siswa sekolah swasta yang menunggak biaya sekolah dan terpaksa harus dibantu menebus ijazahnya.
"Beberapa kali pengalaman saya, saya nebusi ijazah, bayari tunggakan-tunggakan itu. Ada beberapa sekolah yang kompromi, dikasih diskon 50 persen. Tapi ada sekolah yang bayar sepenuhnya. Ya saya kumpulkan, itu dari saya kepada mereka," pungkasnya. (*/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: