Ketok Palu! Pemeran Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Jadi Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal

Ketok Palu! Pemeran Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Jadi Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal

Salah satu pemain dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) yang sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta kembali terpilih menjadi ketua Dewan Kesenian Kota Tegal (DKT).

Pemeran Man Damin, si penjual martabak itu terpilih setelah digelarnya musyawarah daerah pada Rabu (17/3) kemarin.

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal M. Ismail Fahmi berharap agar DKT dapat menggapai sasaran strategis dan membangun tatanan baru dalam berkesenian. Apalagi ke depan kesenian menghadapi tantangan yang tidak mudah, sebab pandemi telah menjungkir balikkan pranata yang ada. 

"Tatanan baru harus dibangun untuk kembali dengan pola new normal. Seni sudah harus akrab dengan IT, virtual, dan mengglobal ketika budaya jaga jarak jadi mazhab baru,” ujarnya.

Dedy Yon juga berharap agar kesenian di Kota Tegal terus berkembang. Baik dari jenis kesenian, pertunjukan yang dihadirkan, dan kantong-kantong seni di seluruh wilayah. 

"Saya juga meminta DKT untuk menghadirkan kreativitas seniman. Baik kelompok seni masyarakat, pelajar juga mahasiswa. Sehingga bisa jadi tata surya kesenian Kota Tegal dalam orbit masing-masing," ujarnya.

Selain itu, katanya, perlu juga DKT  bersama bidang kebudayaan melakukan pendataan kekayaan seni budaya untuk segera dipatenkan. Sebab, banyak kekayaan seni budaya yang belum dipatenkan. Seperti batik, soto, balo-balo, dan lain sebagainya. 

"Ini harus segera direalisasi. Karena jika tidak, bisa-bisa nanti diklaim daerah lain. Kalau sudah seperti itu kita hanya bisa kecewa atau marah-marah. Karenanya saya pesan dengan sungguh-sungguh agar pendataan ini bisa segera direalisasi,” pungkasnya.

Ketua DKT Yono Daryono mengatakan, pihaknya menginginkan agar bisa berperan sebagai mitra Pemerintah Kota Tegal. Hal itu lebih ditujukan sebagai penasehat, juru bicara ataupun mentor pemerintah.

“Itu yang belum pernah dilakukan oleh pemkot. Jadi tahunya itu pemkot kalau memberi anggaran kepada Dewan Kesenian itu seolah-olah sudah bekerja. Padahal, Dewan Kesenian tidak pernah dilibatkan dalam kontek seni dan budaya dalam perkembangan tentang tata kota dan seterusnya,” ujarnya.

Terkait anggaran, kata Yono Daryono, tokoh perlu lebih diprioritaskan kepada sanggar-sanggar bukan kepada DKT. Sedangkan untuk anggaran lebih diprioritaskan kepada sanggar-sanggar, bukan kepada DKT. 

"DKT bukan mengelola mentah-mentah, itu menurut cita-cita saya. Tapi pemkot punya orientasi yang berbeda dengan pemikiran kita, kemitraan yang selalu saya cita-citakan belum tercipta,” tutur pria pemeran Man Damin ini. (muj/ima)

Sumber: