Indeks Demokrasi 2020 Terendah dalam 14 Tahun Terakhir, Demokrasi Indonesia Masuk Kategori Cacat

Indeks Demokrasi 2020 Terendah dalam 14 Tahun Terakhir, Demokrasi Indonesia Masuk Kategori Cacat

The Economist Intelligence Unit (EIU) merilis sebuah laporan mengenai Indeks Demokrasi 2020. Laporan tersebut menunjukkan secara global indeks demokrasi dunia menurun dibandingkan tahun lalu.

Hal itu imbas dari pandemi Covid-19 yang memberikan dampak kepada demokrasi dan kebebasan di dunia. Dalam laporan itu, Norwegia mendapat skor tertinggi yakni 9,81 dan membuatnya menjadi negara dengan indeks demokrasi tertinggi di dunia.

Pada posisi kedua, ada Islandia dengan skor 9.37, disusul Swedia dengan skor 9.26, Selandia Baru dengan skor 9.25, dan Kanada dengan skor 9.24. "Adapun negara dengan indeks demokrasi paling rendah adalah Korea Utara, dengan skor 1.08," kata laporan EIU, seperti dikutip dari DW Indonesia, Selasa (9/2).

Menurut catat EIU, Rata-rata skor indeks demokrasi dunia tahun ini tercatat 5.37, menurun dari yang sebelumnya 5.44. Angka ini pun tercatat sebagai rata-rata skor terendah sejak EIU merilis laporan tahunannya pada 2006 silam.

Berdasarkan skor yang diraih, EIU akan mengklasifikasikan negara-negara ke dalam empat kategori rezim, yaitu demokrasi penuh, demokrasi cacat, rezim hibrida, dan rezim otoriter.

"Pandemi menegaskan, bahwa banyak penguasa menjadi terbiasa mengecualikan publik dari diskusi tentang masalah-masalah mendesak saat ini, dan menunjukkan elit pemerintah, bukan partisipasi populer, telah menjadi norma," kata Joen Hoey penulis laporan EIU.

Secara khusus, EIU menyoroti kondisi indeks demokrasi Amerika Serikat (AS). Meski ada peningkatan di beberapa aspek, demokrasi di sana cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa peristiwa yang terjadi beberapa waktu belakangan. AS sendiri berada di peringkat 25 dunia dengan skor 7.29.

Politisasi pandemi virus corona, kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial, hingga pilpres akhir tahun lalu jadi penyebab menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan partai politik di negeri Paman Sam tersebut. Hal tersebut juga dinilai meningkatkan ancaman kebebasan berekspresi dan polarisasi di masyarakat.

"Presiden baru, Joe Biden, menghadapi tantangan besar dalam menyatukan negara yang sangat terpecah atas nilai-nilai inti," kata laporan itu.

Sementgara itu, peringkat indeks demokrasi Taiwan meningkat tajam dibandingkan negara lainnya. Taiwan bertengger di peringkat 11, atau naik 20 peringkat dari tahun sebelumnya.

Kategori rezim di Taiwan juga berubah dari demokrasi cacat menjadi demokrasi penuh.

"Hal itu ditunjukkan melalui pemilu yang diselenggarakan pada Januari 2020 lalu, di mana tingkat partisipasi masyarakat khususnya generasi muda menguat untuk memilih presiden dan anggota parlemen," kata EIU.

Adapun Eropa barat, kedapatan tinta merah dalam rapor tahunannya. Indeks demokrasi Prancis dan Portugal melorot dan masuk ke kategori rezim demokrasi cacat, menyisakan 13 negara yang masuk ke kategori demokrasi penuh di kawasan itu.

Sedangkan Indonesia, menduduki peringkat ke-64 dunia dalam Indeks Demokrasi yang dirilis EIU dengan skor 6.3. Meski dalam segi peringkat Indonesia masih tetap sama dengan tahun sebelumnya, namun skor tersebut menurun dari yang sebelumnya 6.48.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: